Friday, September 16, 2016

CeritaSex-Bercinta Dengan Amanda Di Kota Tercinta

Bercinta Dengan Amanda Di Kota Tercintal


Setelah 3 hari masa orientasi selesai, dikampus belum ada kegiatan dan aku putuskan untuk lebih mengenal Madiun. Amanda hampir selalu menemaniku walau gak pernah berangkat bareng dari rumah alias ketemu di jalan walau rumahnya disebelah kostku. Satu minggu berlalu akupun semakin akrab dengan Amanda yang bertubuh bohay, sensual, berkulit putih dan yang pasti berwajah cantik… mantap banget toketnya kaya Fivey. Saat itu aku mengajak Amanda pergi ke Telaga Ngebel, menikmati alam dan buah duriannya. Seminggu aku rasa cukup untuk PDKT dan aku putuskan untuk menembaknya…

“Mand….walau baru kenal, aku nyaman didekatmu dan kalau boleh aku ingin selalu didekatmu untuk lebih mengenalmu….maukah kamu menjadi pacarku???? Tanyaku ungkapkan rasa hati
Amanda sangat terkejut mendengar ucapanku bahkan sampai tersedak durian “apa…..kamu bercanda kan, kita kan baru kenal?? Jawabnya balik bertanya.

“justru itu…dengan pacarn kita bisa lebih saling mengenal” jawabku coba meyakinkannya.
Wajah Amanda mendadak menunduk dan dengan sedikit menghela nafas dia menjawab “maaf Dith….aku sudah bertunangan…. sambil menunjukan cincin yang ada di jari manisnya.
“ooo…udah tunangan ya? Kok kamu gak pernah cerita?? Aku pikir dengan kamu selalu menemaniku begini….kamu nyaman ama aku” jawabku dengan nada kecewa.


“mungkin kalau kamu kenal aku dari 2 bulan yang lalu, aku bisa menerimamu….sebenarnya hati kecilku juga mengiyakan….kita temenan aja ya? Jawabnya

“maksudmu…sebenarnya kamu mau….
“udah sore, ayo pulang yuk???!!! Ajakanya memotong kata2ku

Kami pulang dengan tak banyak bicara, bahkan terkesan kaku dan membeku tidak sehangat waktu kami berangkat.

“Kring….kriiing…kriiing…” Hpku berbunyi, ternyata telpon dari Amanda tapi gak aku terima bahkan SMS juga sengaja gak aku bales. Jam sudah menunjukan angka 11 malam, aku berniat ke kamar mandi baru kemudian melanjutkan tidur lagi. Tapi aku sangat terkejut saat mendapati seorang wanita setengah telanjang berada dikamar mandi dengan pintu terbuka. Kami saling menatap tak berkedip, tanpa kusadari kemaluanku bergerak2 dibalik sarungku tanpa CD. Perlahan dia beranjak dari duduknya dan melangkah pergi… “Maaf…aku takut sendirian, makanya gak aku tutup….kamu Adith kan????

Aku bengong tak menjawab pertanyaanya….dan dia berlalu dengan cepatnya!!!!!
Semaleman aku dibuat penasaran, siapa dia? Pak BURHAN kan duda???? Pertanyaan itu memenuhi kepalaku, ditambah lagi melihat tubuh setengah telanjang dengan wajah santainya….pahanya, bodinya dan memeknya (walau gak jelas).

Keesokan harinya aku di panggil pak BURHAN untuk dikenalkan dengan adik terakhirnya, namanya Verika tapi dia sudah 7tahun tinggal di Samarinda ikut kakaknya yang pertama. “ooyaa….kalau gak masuk kuliah, anterin Verika ke Sarangan ya? Pinta pak BURHAN.
“iya pak… aku langsung mengiyakan permintaanya walau sebenarnya ini hari pertama masuk.
Satu jam kemudian aku dan Verika berangkat dari rumah,… “Mand…Amanda ayo ikut ke Sarangan…temani aku” teriak Verika dari dalam mobil.

Akhirnya Amanda ikutan masuk mobil dan kamipun berangkat. “maaf ya Ver….yang semalem, aku gak sengaja…. kataku membuka obrolan.

“iya gak apa, lagian salahku juga gak menutup pintu….jawab Verika
Agak bingung Amanda bertanya “kalian ngomong apasih??

“ahh…itu lho Mand, dari kecil aku kan takut gelap dan sendirian diruangan jadi aku kencing gak nutup pintu…..gak sengaja Adith juga mau ke toilet…jadi ya,,,,,

“ngintip kamu ya???? Celetuk Amanda memotong
“gak ngintip, tapi emang udah kelihatan kali….tanya aja Adith….jawab Verika seenaknya.

Aku lihat dari kaca wajah Amanda mendadak berubah, seperti ekspresi orang cemburu.
Sesampainya di Sarangan, kondisinya tidak berubah teutama aku dan Amanda, kami gengsi menyapa duluan. Akupun lebih dekat dengan Verika, bahkan dengan cuek Verika menyuapin aku makan… wajah Amanda memerah menahan cemburu, aku tahu itu. Aku sengaja semakin bersikap mesra pada

Verika….bahkan terang-terangan mengajak Verika jalan….
“Ver…ntar malem temani aku ya??? Pintaku


Kemana, berdua aja? Jawab Verika seperti sengaja membantu aku membakar hati Amanda
“ke Fire Club??? Jawabku agak ragu, karena saat itu aku belum tahu pasti Fire itu Diskotik atau apa…

“asyik tuh, lama banget aku gak pernah gituan…. jawab Verika

Dan benar saja, malam itu kami minum-minum sampai mabuk…dan pulang dengan berjalan gontai saling berpelukan. Samar2 kulihat ada bayangan Verika sedang mengamati kami dari balik korden jendela kamarnya. Aku makin erat melingkarkan tangan ke pinggang Verika dan terus melangkah menuju kamarku….aku udah mabuk, yang ada di otakku hanya tidur bersama Verika…tanpa berpikir salah benar atau takut ketahuan pak Burhan. Sengaja aku nyalakan lampu kamar, agar Amanda bisa melihat bayangan kami dari balik korden. Jujur aku juga sangat heran dengan Verika yang gampangan dan seperti terbiasa…..

“ah…masa bodoh….yang penting happy….pikirku dengan penuh nafsu….
Aku lingkarkan tanganku di pinggangnya sambil menciumi lehernya, dadanya yang masih terbungkus tangtop dan menggigit2 lehernya…..

AAAAaaaaaaaggggggggghhhhhhhh…..Verika mendesah panjang
Diapun membalas dengan ciuman bertubi di leherku dengan tangan mengelu-elus perutku….
HHhhmmmmmmmm…..geli banget Ver, enaaaakkkk………bisikku ke telinganya.
Kami saling melucuti pakaian, dari baju hingga celana dan akhirnya kami bugil…. dengan cepat desambarnya kemaluanku dengan tangan kananya dan mulai mengulum, menjilat, menggelitik dan mengocok kemaluanku dengan mulutnya.

Ooohhhh….aaahhhh….uuuhhhhh…..aku mendesah tak tentu menikmati perlakuannya.
Aku juga tak mau kalah, aku remas kedua toketnya dengan kedua tanganku, sambil menghisap putingnya… kami mabuk alkohol dan mabuk birahi. Aku buka jendela kamarku dengan niat agar Amanda lebih jelas melihat kami bergumul melepaskan satu-persatu pakaian kami, hingga tidak tersisa…. “aku karaoke ya? Kata Verika sambil menyambar kemaluanku dengan kasar, seakan tak sabar menikmatinya. Dan benar saja, kemaluanku diposisikan seperti layaknya mikrofon….sambil dia menyanyikan lagu wajib ML….aaaahhhh…..hheeeemmmmm… emuach…. mmmmmm…. dengan iringan suara becek dari mulutnya. OOOouuuuuuhhhhgggg…nikmat banget Ver, aku tak tahaaannn geliiiiiiiiiiii…..

aku jambak rambut Verika dan memaksanya untuk berdiri….
kami berciuman, dengan bibir saling menghisap dan lidah memilin….Crub…cruuuubb….. suara sedotan kami mengusik keheningan malam. Aku remas kedua toge Verika yang keras dan bulat…..Uuuuuuhhhhhh…..desahnya.

aku cium dan gigit lehernya, sambil terus meremas togenya dengan penuh nafsu dan gemes….
terus….emuach….emuaaaaaccchh…..emuaaacccchhh ….menyusuri perutnya….hingga sampai ke kemaluan Verika yang sudah becek….aku semakin liar, seakan alkohol dalam tubuhku membakar birahiku….dengan penuh semangat dan tanpa jijik, aku masukan lidahku kedalam Kemaluannya, meliuk, menari dan menggelitik klitorisnya….layaknya sebuah tombool sekali sentuh klitoris itu langsung memaksa tubuhnya bergerak mengejang dengan desahan yang semakin hot dan panjang…..aaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh…….. ..aaaaaaaaaaaahhhh

dengan dua buah jari aku langsung mengocok Kemaluannya dengan cepat….cepaaaattttt…. teruuuuuussssss…..tanpa ampun hingga bibirku tersemprot oleh letupan orgasmenya…..
AAAAaAaaaaahhhh….dia menjepit wajahku dengan kedua pahanya….

Diapun mengambil posisi nungging dan berpegangan dijendela….. “Dith…masukin aja, aku gak tahan lagi….. iiiiyyyyyyaaaa….aaaahhhhh Ver…..aku masukin” jawabku
ZLEB….ZLEEBB…ZLEEEEBBBBB…..ZLLEEEE….EEEEEB BBBBB……

Aku langsung masukkan semua kemaluanku dengan hentakan keras dan langsung menggoyangnya….seketika itu tubuhnya melomjak-lonjak mengikuti irama goyanganku….
OOOOOOHHHHH…..NNIIIKKMMMMAAAATTTTT…..desahnya sambil memegangi togenya yang bergerak liar seperti bola bowling….


….uuuuuhhhh Diiiiiittthhhh….aku keluar lagi…..lagiiiii….mungkin karenaa kemaluanku yang gede menyumpal dan menyentuh penuh dinding Kemaluannya dia jadi mudah orgasme….kurasakan semprotanya sampai 8 kali….

Aku angkat sebelah kakinya dan mengoyangnya ladi dan lagi….plak…plakk…plaaaakkkk…. suara pantatnya semakin membuat aku bersemangat…..

Dengan hanya bertumpu dengan satu kaki…tubuhnya semakin bergerak tak tentu….goyah dan payah menyangga besarnya nikmat yang diterima… hingga tubuhnya pun terjatuh ke lantai….

Ampun dith….jangan cepat-cepat…..aku gak kuat…..sambil merangkak….
Tanpa ampun aku menusuk Kemaluannya dari belakang ZLEEEEEEEEEEBBBBBBBBBB…..
Aku goyang lagi dan lagi….sambil menjambak rambutnya biar tidak melepaskan kemaluanku dari Kemaluannya….. sekitar 10menit kemudian tubuhnya mengejang tanpa kendali…..

aaahhhh….aahhhh,…..uuuuhhhh…..oooooooooooohh hhhhh…..jeritanya disertai semprotan orgasme yang ketiga. Aaaaddduuuhhhh….Dith….kok kamu belum keluar juga sih….rengeknya…. “sebentar lagi Ver….kamu aja yang terlalu cepat” jawabku sambil menggendong tubuhnya ke kasur. Aku terlentangkan tubuhnya dan menarik kedua kakinya keatas….kearah dadaku…..ZLEEEBBB….ZLEEEE……EEBBBBBBBBBB…

Aku goyang lagi dan lagi….plak….plak….plaaaaaaaaaaaaaakkkkkkk… …pantatnya tertabrak pahaku. Dengan berpegang pada togenya aku semakin menggenjot goyanganku….

Aaahhhh….aaahhhhh ampuuun dith….d*ncok kemaluanmu Dith….enak banget….aku gak kuat…. cepetan keluarin…. alkoholnya bicara tak tentu….mencoba melepaskan kemaluanku. Aku angkat pantatnya keatas dan memeganginya dengan kuat….hingga hanya menyisakan kepala dan pundaknya di kasur… jepitan pantatnya sangat nikmat….AAAAAaaaahhhh….. sebentar lagi Ver…..aku hampiiiiirrr……CROT….CROOOOTTTT…..CROOOOOTT TTT….. belum selesai aku ngomong, spermaku menyemprot deras kedalam Kemaluannya….

Akupun menjatuhkan diri diatas tubuhnya…brruuuughhh…
Aduuu…uuuhhh…… kenapa kamu keluarin didalam??? Aku pengen melumatnya…..
Akupun membalikan badan “tuh masih ada sisanya…..

Verika dengan ganasnya menjilat dan menyedot sperma yang tumpah ke sprei dan kemudian mengulum kemaluanku sampai-sampai tak ada sedikitpun sperma yang tersisa di kemaluanku.
Uuuuuhhhhh….nikmat baget Ver…hisapan kamu mantap!!! Pujiku sambil membelai rambutnya. “Heeemmmmmmm…..kemaluan kamu juga nikmaaaatttt….tubuhku sampai mengejang tau….nih memekku terasa ngilu….kesemutan gimana gitu….jawabnya. akhirnya kamipun terlelap ….. pagi harinya akupun buru-buru bangun dan siap2 ke kampus, aku lihat Verika masih tertidur dengan lelap dan aku tak tega membangunkanya.

Siang harinya, Amanda menemuiku di kantin kampus dengan ekspresi wajah cemburu, marah, sebel….pokonya campur aduk dech.

“semaleman ML pasti kecapean ya??? Sampai mata merah gitu….Verika mana, masih kamu umpetin dalam kamar? Tanya Amanda bertubi-tubi, tapi aku diamkan aja tanpa jawaban…. malah gak jawab, kenapa sih harus dengan Verika??? Emang gak ada cewek lain??? Dia itu cewek gak bener, lihat kan kami sebaya…. tapi Verika tante aku, aku gak mengakuinya….dia anak haram. Tanpa menjawab akupun meninggalkanya dan menuju parkiran….dan sesuai harapan Amanda mengejar aku dan ikut masuk kedalam mobil. Kenapa ikut??? Tanyaku

“ayo cari tempat yang enak buat ngobrol…. ajaknya Amanda.
Akupun melaju mengikuti jalan yang diarahkan Amanda…..hingga kami sampai ke Dungus. Kami berhenti ditengah hutan….dan mengobrol panjang lebar, hingga….

“Verika tau banget Kamu Tipe Cowok Impianku Dith, makanya dia ingin merebutmu dariku…. kata Amanda mengejutkan aku.

“maksudmu….. belum selesai bertanya Dia langsung menciumku dengan penuh mesra….
EMUAACH…..

Berikan aku lebih dari apa yang kamu berikan pada Verika” bisiknya dengan nafas yang mulai tak tentu. Akupun langsung mengajaknya ke kursi belakang dan duduk mengakangi pahanya…. aku cium bibirnya dengan penuh nafsu dan langsung melepaskan satu persatu kancing bajunya yang sudah mulai sesak karena toge yang perlahan membengkak.

“kamu ingin Lebih nikmat kan??? Bisikku sambil melumat daun telinganya.
“heem…. jawabnya singkat

Tapi ada syaratnya Mand,… terserah aja Dith, dari semalem aku sudah horny banget kamu panas-panasin…..

Akupun mengikat keatas dua tangan Amanda “kok diikat gini, kamu mau apa? Tanya Amanda
“tenang aja…aku akan memberikan kenikmatan yang bebeda….dengan mata tertutup kamu akan mendapatkan Surprise disetiap detiknya….kataku sambil menutup matanya dengan sapu tanganku. Setelah itu akupun melepaskan seluruh baju tanpa sisa…..dan memasukan Cdku ke mulutnya biar dia tidak bersuara keras….. Amanda agak terkejut dan coba berontak…. “maaf Mand aku Cuma gak mau suaramu terdengar orang” kataku menenangkanya.

Aku langsung mencium dan menghisap lehernya Amanda…..cup…cup…cuppp…emuah
Aku mainkan tubuh Amanda sesuka hatiku, aku gigit lehernya sambil meremas toketnya yang seukuran 36B itu dengan keras….tubuh Amanda mulai berontak menerima kegelian dan kenikmatan tanpa bisa membalasnya…. aku hisap puting coklatnya dengan kuat sambil terus meremas yang sebelahnya…. tanpa sepengetahuanya aku ambil “Verbrator” dari dalam laci….

Sesaat kemudian,…. aku nyalakan Verbrator Capsule (VC) dan menempelkanya mengelilingi bibir Kemaluannya…seketika itu kedua kakinya bergerak liar coba mengurangi nikmat yang aku beri. Hhmmmmm…..mmmmm….uuummm….eemmmmm….. Amanda hanya bisa bergumam karena mulutnya masih tertutup. Akupun tak henti-hentinya memainkan togenya, menghisapnya dan menggelitiki dengan lidah…. Amanda semakin mengerang, tubuhnya mengejang dan keringat yang bercucuran…. aku masukan VC maju mundur kedalam kemaluannya….aku kocok-kocok….aku putar-putar….. terus dan teruuuusss….



Tubuh Amanda terlihat mulai melemas, desahanya lirih terdengar…. uuuhhmmmmmm…..mmmm………. akupun kasihan melihatnya dan melepaskan sumpalan dimulutnya….

“AAAAaaaaaagggghhhhh……jahat kamu Dith, kenapa kamu lakuin ini….. kata Amanda dengan nafas terengah-engah. “maaf Yank….tapi dengan begitu nikmatnya utuh kan??? Kataku….
“iyaa….yaaa…tapi seluruh tubuhku seperti terbang Dith….cepat masukin, sekarang juga….. Amanda merengek manja….

Aku arahkan ujung kemaluanku ke arah Kemaluannya, menggesek-gesekan ke Kemaluannya dan sedikit demi sedikit masuk….masuuukkkk….maju-mundur…..lebih dalam…..dan dalaaammm. ZLEEEEBBBBB…..aaaaaahhhhhhhhhhhhhhhh……Amanda meendesah panjang seiring tusukan kemaluanku kedalam kemaluannya yang sudah sangat amat becek, karena 2 kali nyemprot…..
“Dithh….sssaaaa…..ssaaaakiiiiiiiiiiitttttttttt t….pelan….peelllllaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaannnnn … OOOOOOoouuuuuggggghhhh….. UUUuuuuuhhhhhhhhheeemmmmm…. Desahan panjangnya menjadi tanda kemaluanku telah mengoyak selaput dara Amanda…..

“masa sih…masih perawan???? Aku terkejut dan tak percaya melihat itu, tapi emang kenyataanya begitu….gumamku dalam hati.

Aku semakin menggenjot gerakanku….SLUP….SLUUUPPP….SLUUUUUUPPPP…..

“Dith lepasin tanganku dong….sakit nich… Amanda memohon dengan mata terpejam, menhahan kenikmatan yang menumpuk di Kemaluannya…. akhirnya aku melepaskan ikatanya, tangan itupun langsung menjambak rambutku dengan kuat…. “Dith….aku mau nyemprot nich….. kata Amanda.
“tunggu bentar yaaa….kita semprotin bareng-bareng……jawabku sambil mempercepat laju kemaluanku……. AAAAAAAaaaaaaaahhhhhhhh…….aaaaaaaaaaaaggggghhh hhh….. satu…….duuuaaaaaaa……tiiiii…..gggaaaaaaaa aaaaaa…….CROT….CROOOOOTTTTTT……

kami saling menyemprot dan berpelukan dengan erat…..tubuh kami lemas tanpa daya…..
Setelah beberapa saat mengumpulkan sisa-sisa tenaga yang ada, kami merapikan pakaian kami dan pulang….. kejadian ini menjadi awal yang indah untuk “petualangan-baruku” di Kota Gadis….hampir setiap malam dan sepulang kuliah kami bersama berbagi nikmat dan syahwat. Hingga 2 bulan kemudian, karena Amanda akan dinikahkan dengan pilihan orangtuanya… akupun mundur teratur dan memutuskan untuk pindah kost….

Wednesday, September 14, 2016

Cerita Sex-Bercinta Dengan Pacarku

Bercinta Dengan Pacarku

Aku sudah bercerai dengan istriku sekitar setahun yang lalu dan akhirnya kini aku mulai dekat dengan seorang wanita, yang baru saja aku kenal dia bernama Vani. Seorang wanita yang sudah menyandang status janda di usianya yang baru 23 tahun, usianya masih muda tapi dia mendapati suaminya selingkuh dengan temannya sendiri. Karena itu dia memutuskan untuk bercerai.

Namun dia berkata tidak mau lama-lama menyandang status janda, pikirnya lebih baik mencari pengganti suaminya dia ingin membuktikan kalau diapun bisa menemukan pria yang lebih baik daripada suaminya. Diapun berterus terang tidak bisa lama-lama memendam kesepian, karena bagaimanapun juga dia seorang wanita yang ingin melakukan adegan layaknya dalam cerita sex.



Tapi Vani berkata tidak gampang memberi kepercayaan pada pria yang mencoba mendekatinya, diapun bilang bersamaku dia merasa menemukan sosok yang selama ini dia cari. Namaku Bramantyo namun biasa di panggil Bram, usiaku sekarang sudah menginjak 32 tahun. Akupun berpikir sama dengan Vani bahwa kami merasa cocok satu sama lain, sebagai janda dan duda kamipun ingin melakukan adegan seperti dalam cerita sex juga.

Daripada harus mencari wanita penghibur, lebih baik mencari wanita yang benar-benar aku cinta dari dalam hatiku. Jadi lebih nyaman juga jika harus melakukan adegan seperti dalam cerita sex lebih terasa daripada harus dengan wanita penghibur yang hanya melampiaskan syahwat saja. Namun hingga kini aku belum pernah melakukan cerita sex dengan Vani.

Paling tidak kini aku sudah mengenal keluarganya juga. Vani juga seorang janda tanpa anak begitu juga denganku, hubungan kami baru berjalan satu bulan namun sudah terasa lama sekali, hampir setiap hari aku ke rumah Vani begitu pulang dari kantor disana aku merasa nyaman karena begitu hangatnya ayah serta mama Vani menemani aku saat kami mengobrol di rumahnya.

Sebenarnya Vani ada kakak laki-laki tapi kini sudah menikah dan tinggal dengan istrinya di luar kota. Jadi mau tidak mau akupun harus tinggal di rumahnya jika kelak kami sudah menikah, tapi aku bilang juga kalau aku sudah memiliki rumah. Akhirnya orang tua Vani memutuskan terserah pada kami berdua saja, begitulah obrolan kami sudah sangat dekat.

Seperti malam ini aku menjemput Vani untuk aku ajak ke salah satu acara temanku, setelah sampai di tempat yang kami tuju. Kamipun masuk dalam ballroom hotel yang cukup ternama itu, padahal itu hanya acara ultah pernikahan temanku yang menginjak 5 tahun. Singkat cerita begitu acara selesai kamipun pamit namun aku terkejut ketika temanku memberikan aku sebuah kunci kamar hotel.

Sambil dia berbisik “Ayolah Bram.. aku tahu kalian belum melakukan hal itu kan..ambil kesempatan ini kasihan juga Vani sebenarnya diapun mau melkaukannya..” Aku pura-pura tidak mau tapi karena dia memaksa dan abnyak pasang mata melihat ke arah kami akhirnya akupun menerima kunci hotel yang dia selipakn di tanganku. Dan akupun berlalu dari tempat itu.



Dalam perjalana menuju parkir mobil akupun berterus terang pada Vani, aku ceritakan semuanya dan dia menghentikan langkahnya dan menatap tajam padaku. Aku begitu takut kalau-kalau Vani akan berpikiran yang bukan-bukan padaku “Tidak usah sayaaang.. aku cuma bilang kok.. ayo kita pulang saja..” Kataku namun dia menarik tanganku untuk kembali masuk kedalam lift.

Belum sampai di dalam kamar yang dituju namun kami sudah saling melumat bibir di dalam lift, dengan penuh mesra Vani memeluk sambil terus melumat bibirku. Dan akupun sama dengan penuh kemesraan aku kecup bibir sampai-sampai kmi tidak memperhatikan ada orang lain juga di dalam lift itu, begitu pintu lift terbuka kami langsung keluar namun dengan bibir masih saling melumat.

Begitu kami lihat nomor kamar yang sama dengan kunci hotel, kamipun segera membukanya layaknya pemain dalam adegan seperti cerita sex. Dalam sekejap kami sudah bertelanjang bulat “OOooouuggghh.. aaaaaaaggghh… eeeeuuuummmmppphhh… aaaaagggghhh….. aaaagggghhh… aaaagggghhh.. “Desah Vani begitu aku cium seluruh tubuhnya dan fokus pada toketnya yang ranum.

Aku cium seluruh toketnya dan aku mainkan kedua putinya “Ooouuuggghh… aaaaaaggghhh… maaas… Braaam…. aaaaagggghhh… aaaaaggggghhh… aaaagggghh..” Kini akupun tidak tahan dengan perlahan aku masukkan kontolku sambil terus menggerayangi tubuh Vani, dia agak melebarkan kedua pahanya begitu aku menemukan kesulitan untuk memasukkan kontolku.

Sampai akhirnya Bluuus…. masuklah kontolku secara menyeluruh dalam memek Vani, lalu akupun menggerakan pantatku hingga Vani kembalai mendesah bahkan dia mencakar-cakar punggungku dengan tangannya “OOouugghh… ooouugggghh….. aaaaaggggghh… aaaggghhh..” Terus saja aku melakukan adegan seperti dalam cerita sex aku terus menggoyang pantatku.



Hingga akhirnya Vani mengerang diikuti dengan erangan penjang dari mulutku. Tanda akupun sudah emncapai puncak kenikmatan “OOOuuugghh… Vaaan….. aaaaagggh… saaayaaang….. aaaagggghhh… aaaaagggghhhh…aaaagggggggghh..” Tubuhku akhirnya terhempas juga di samping tubuh Vani yang basah oleh keringat dingin dan dengan mesranya dia dekap tubuhku.

Kamipun sama-sama berpelukan dan aku mengecup Vani berulang kali bahkan aku berbisik “Sayaaang… sekarang kita jangan lagi menunda pernikahan kita..” Vani semakin erat memeluk tubuhku, dia terus saja memeluk hingga akhirnya kamipun tertidur di dalam kamar hotel tersebut hingga tidak kami sadari kalau hari telah siang begitu kami bangun rupanya kami sama-sama kesingan bangunnya mungkin karena kecapekan.

CumaPoker-Bercinta Dengan SPG Cantik

Bercinta Dengan SPG Cantik

Panggil saja nama saya Benny (nama disamarkan), saya adalah seorang asisten sales di sebuah Swalayan yang cukup besar di kota Bandung. Disini saya akan menceritakan cerita sex saya dengan salah satu Spg yang kebetulan bekerja di swalayan tempat saya bekerja. Dimana peristiwa ini berawal dari seorang Spg cantik yang bernama Rina meminta bantuan saya untuk menggaruk-kan punggung-nya karena gatal.

Sebagai seorang rekan kerja, dan karena yang meminta bantuan adalah seorang Spg yang sexy, dan mempunyai buah dada yang montok, saya-pun mau seklai untuk menggaruk-nya, hhe. Maklum naluri lelaki. Dari situlah cerita sex ini berawal. Pada tempat kerja saya, ada seorang wanita bernama Rina. Rina ini adalah salah satu rekan kerja wanita yang paling akrab dengan Saya.



Rina mempunyai kebiasaan berbagi masalah, curhat, ataupun meminta pertolongan kepada saya. Kalau berbicara tentang usia, jelas sekali Rina ini masih muda, karena usia-nya masih 19 tahun. Selain sexy, Rina juga mempunyai wajah cantik khas sunda. Sebagai wanita sunda, dia memiliki kulit putih, mata indah, dan mempunyai buah dada yang tidak terlalu besar tapi tapi sangat menggemaskan.

Pokoknya kalau para pembaca bisa melihat langsung Rina ini, dijamin para pembaca bakal nafsu sama yang nama-nya Rina ini. Dijamin, Pria mana-pun yang melihat tubuh Rina pasti bakal bergairah deh. Ditambah lagi Rina mempunyai Pantat yang kencang dan bohay. Singkat cerita, sampai pada suatu hari Rina-pun meminta tolong kepada saya,


“ Ben tolongin aku dong, punggung aku gatal nih, tolong garukin dong Ben ”, Ucap Rina meminta pertolongan saya.


Karena kami sudah akrab sekali, tanpa berfikir panjang saya-pun mengiyakan permintaan-nya,

“ Yaudah sini aku garukin Rin ”, ucap saya.

“ Jangan didepan umum dong Ben, kamu kesini aja, kamu garukin di dalam gudang aja yah biar nggk dilihatin sama orang-orang ”, ucap Rina mengajak saya kedalam gudang.

“ Iya deh Rin, aku mah ngikut kamu aj ”, jawab saya.

Mungkin karena Rina sudah tidak tahan lagi karena punggungnya yang gatal, Rina-pun,

“ Ayo Buruan Ben !!! ”, ucap Rina sembari menarik tangan saya menuju ke dalam gudang yang tak jauh dari tempat kami berdiri tadi.

Kemudian Rina mengunci pintu gudang itu, serta mengambil bedak antiseptik di rak yang berdekatan, lalu mengulurkannya kekepada saya. Saat itu saya-pun tanpa sungkan-sungkan lalu menaburkan bedak itu di atas telapak tangan saya. Rina menarik baju yang dipakainya ke atas hingga sebatas tengkuk. Saya menelan ludah melihat ke belakang badan Rina, yang selama ini tak pernah saya lihat tanpa busana.

Saya menepuk bedak yang ada di tangan saya ke atas badan Rina. Hangat badannya. Saya mulai menggosok. Sesekali Rina kegelian, ketika saya mengurutkan jariku pada alur di tengah belakang badan Rina. Saya menggosok rata. Rina meraba-raba kancing Bra-nya, lalu dilepaskannya, maka terurailah tali Bra-nya itu di belakang badannya itu.

Saat itu terasa sekali darahku mengalir cepat, saya menelan air liur, melihat aksi Rina yang berani itu tadi. Saya terus menggosok, dengan hati yang berdebar-debar. Saya merasa batang torpedo saya sudah mulai mengeras. Saya merasa tak tahan. Tengah menggosok belakang badan Rina, tangan saya secara perlahan-lahan merayap ke arah buah dada Rina.



“ Woy, Apa-apaan nih Ben, jangan kurang ajar yah !!! ”, tegur Rina sembari menepuk tangan saya.

“ Ma… Ma… Maaf Rin, sorry nggk sengaja ”, ucap saya.

Kemudian tangan saya-pun kembali ke bekakang. Bra yang Rina pakai masih melekat di buah dada-nya, menutupi buah dadanya yang mungil itu. Saya terus menggosok, kali ini turun sampai ke batas pinggang. Saya memberanikan diri mengurut ke dalam rok Rina, tetapi Rina menepuk lagi tangan saya,

“ Ben !!! Jangan !!!”, tegur Rina lagi.

“ Sudah hilang belum gatalnya Rin ??? ”, ucap saya pada Rina.

“ Belum! ”, jawab Rina pendek.

Saya merasa semakin terangsang, batang torpedoku semakin mengeras dan mula tegang! Saya coba lagi untuk meraba ke dada Rina, kini saya telah dapat memegang buah dada Rina yang lembut itu, yang tertutup dengan Bra berwarna putih. Rina tidak lagi menepuk tangan saya tetapi dia memegang tangan saya yang letakan pada buah dadanya itu. Saya mulai meremas buah dada Rina.

Saat itu Rina menggeliat geli sambil tangannya memegang pergelangan tangan saya. Rina nampak sudah mula merasa terangsang, dan memang ini adalah salah satu cara untuk membuat wanita terangsang. Saya mencium tengkuk Rina. Dia masih menggeliat-geliat akibat remasan serta ciumanku. Buah dadanya saya rasa sudah semakin menegang.

Kini jari-jari saya-pun mulai memainkan peranan memilin-milin puting buah dada Rina pula! Saya sadari tadi memeluk Rina dari belakang. Batang torpedoku yang beberapa waktu lalu telah saya gunakan obat memperbesar kejantanan tambah semakin keras menonjol itu saya gesek-gesekkan pada alur pantat Rina. Saat itu Rina ketawa kecil, merangsang sekali.

Tidak lama kemudian Rina-pun mulai membuka kancing bajunya lalu melepaskan Bra-nya dan mencampakkannya di atas lantai. Kini buah dada Rina tak tertutup apa-apa lagi. Saya terus meremas-remas dan membalikkan badan Rina supaya berhadapan denganku. Rina menciumku liar sekali, sambil mengulum-ngulum lidahku. Saya-pun begitu juga membalas dengan liar serangan Rina.

Saya menanggalkan bajuku. Rina mencium dada saya, perutku. Saya tetap mengecup-ngecup buah dada nya yang sudah mengeras tegang. Tangan saya menekan-nekan pantatnya. Batang torpedoku semakin menegang. Tiba-tiba Rina berlutut, lalu membuka retsleting celana saya. Dia menarik keluar batang torpedoku yang tegak keras.


Rina merasa kagum melihat batang torpedoku yang menegang secara maksimal itu. Rina menguak rambutnya ke belakang dan mulai mengkulum batang kemaluan saya. Dia menggengam dengan rapi. Sambil mengulum secepat-cepatnya, tapi untung saja sebelumnya saya sudah memakai obat kuat lelaki hingga tidak cepat ejakulasi saat di kulum oleh Rina.

Rina mengarahkan batang torpedo ke matanya, hidungnya, ke pipinya. Rina mencium sekitar batang torpedoku. Saya merasa nikmat sekali. Rina terus mengulum torpedoku hingga ke pangkal makin lama semakin cepat. Saya merasa kepala torpedoku terkena anak tekak Rina. Ngilu rasanya. Saat itu saya juga membantu Rina dengan mendorong dan menarik kepalanya.

Rina yang saat itu sengaja berlagak tidak tahu, ketika saya katakan sperma saya sudah hendak keluar. Rina masih mengulum. Air sperma saya tersemprot memenuhi rongga mulut Rina. Dia lantas mencabut keluar torpedoku lalu menjilat-jilat air sperma saya. Dia nampaknya menikmati sekali. Torpedoku jadi lembek kembali. Rina mengulum lagi torpedoku.

Torpedoku jadi tegang lagi. Rina tersenyum memandangnya. Saya membuka celana. Rina duduk di atas meja. Saya berlutut menarik rok dan celana dalamnya. Rina sudah bugil di depanku. Bulu yang tipis warna pirang menutupi Memek-nya. Saya mencium sekitarnya. Rina meletakkan kedua kakinya di atas bahu saya, kemudia saya-pun mengangkangkan paha Rina.

Bibir kewanitaan-nya saat itu sedikit terbuka, saat itu lalu saya menjilatinya. Saya buka sedikit dengan jari lalu mengoreknya sedikit demi sedikit jariku menyodok Memek Rina,

“ Oughhh… Ssss… Aghhhh... ”, desah Rina.

Saat itu Memek Rina sudah terlihat becek sekali. Saya meletakkan kepala torpedoku ke pintu Memek-nya. Saya sodok sedikit,

“ Ughhhh… Sssss… Aghhhhh… ”, desag Rina lagi.

Saat itu saya-pun mulai menekan lagi torpedo saya kedalam Memek Rina,

“ Oughhh… Ssss… Yeahhhh… ”, desah Rina perlahan.

Kemudian saya menyodok lagi dalam, secara kontstan dan terus ke pangkal. Saya mendorong dan menarik berulang kali. Rina makin terlihat lemas dan nikmat. Saya merasa kehangatan Liang Memek Rina. Rina mencabut torpedoku keluar. Dia turun dari atas meja dan mendorongku telentang lalu duduk di atas badanku dan memasukkan lagi torpedoku ke dalam Liang Memek-nya itu.

Dia mengayun ke atas dan ke bawah. Tak lama dia tarik keluar lagi torpedoku. Rina kini agresif. Saya mendorongnya telentang lagi. Rina merapatkan buah dadanya dengan kedua belah tangannya,

“ Ben Peler (Penis) masukin di celah susuku aku dong !!! Sssssss… Aghhhhh… !!! ”, ucap Rina berkomando kepada saya.

Saat itu saya-pun tidak sungkan-sungkan untuk terus melakukan-nya tapi sebentar saja. Saya duduk dan Rina masih telentang, paha saya di bawah paha Rina, saya sodok lagi torpedoku ke dalam Memek-nya. Saya mengayun dengan perlahan. Licin dan sedap rasanya Rina bangun dan bertiarap di atas meja, kakinya lurus ke lantai menungging! Saya-pun berdiri dengan posisi doggy style.

Saya pegang kiri dan kanan pantat Rina dan mengayun lagi. Saya kemudian menyangkutkan sebelah kaki Rina di atas bahuku dalam posisi telentang. Saya sodok lagi tarik dan keluar dorong dan masuk ke dalam Memek-nya,

“ Aow… Sssss… Ben… Aghhhh… Enak Ben, terus Ben… Aghhhh… ”, desah Rina mulai tak terkndali.

Tanpa menjawab saya-pun terus menggenjot torpedoku dengan kuat dan penuh nafsu. Kira-kira sekitar 10 menit aku menggenjot Memek Rina dengan Posisi Doggy style, tiba-tiba terasa ada denyutan di batangvkejantanan saya. Tidak lama setelah itu,

“ Crottt… Crottt… Crottt… ”,

Tersemburlah sperma saya kedalam Memek Rina yang sudah sagat becek karena terbanjiri oleh sperma saya dan lendir kawin Rina. Singkat cerita setelah hubungan sex didalam gudang swalayan itu, kami-pun bergegas merapikan dan membersihkan diri dengan tisu basah kebetulan ada didalam gudang barang swalayan itu.
Sungguh pengalaman sex yang sangat mengesankan bagi saya.

Semenjak kejadian itu kami-pun akhirnya berpacaran, bahkan sampai hari ini-pun kami masih berpacaran. Dan perlu diketahui nih para pembaca, jalinan asmara kamipun selalu dipenuhi dengan hubungan sex yang sangat hot dan menggairahkan. Mungkin cukup sekian cerita saya

Thursday, September 1, 2016

Nafsu Bosku Yang Tinggi

Nafsu Bosku Yang Tinggi

Aku baru kerja 4 bulan di perusahaan asing di Jakarta bos saya namanya M Richard yang berasala dari
USA umurnya 45 tahun dengan waktu yang cepat kami semua karyawan sudah kenal dekat dengan Mr. Rich
biasanya dipanggil seperti itu.

Hobi kita sama yaitu bermain golf perusahaan kami bergerak di bidang advertising katanya teman
sekantor istri dari sibos cantik tubuhnya seksi kayak bintang Hollywood, karena aku belum pernah
melihat istri si Bos, hanya meilhat fotonya yang terpampang di ruangannya.

Meja kantor saya memang aku desain dengan nyaman dan aku selipakn foto aku dan istriku Nindy yang
berasal dari Bandung dan berumur 26 tahun, di meja kerja saya. Pada waktu Richard melihat foto itu,
secara spontan dia memuji kecantikan Nindy dan sejak saat itu pula saya mengamati kalau Richard sering
melirik ke foto itu, apabila kebetulan dia datang ke ruang kerja saya.

Suatu hari Richard mengundang saya untuk makan malam di rumahnya, katanya untuk membahas suatu proyek,
sekaligus untuk lebih mengenal istri masing-masing.

“Dik, nanti malam datang ke rumah ya, ajak istrimu Nindy juga, sekalian makan malam”.

“Lho, ada acara apa boss?”, kataku sok akrab.

“Ada proyek yg harus diomongin, sekalian biar istri saling kenal gitu”.

“Okelah!”, kataku.


Sesampainya di rumah, undangan itu aku sampaikan ke Nindy. Pada mulanya Nindy agak segan juga untuk
pergi, karena menurutnya nanti agak susah untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan mereka. Akan
tetapi setelah kuyakinkan bahwa Richard dan Istrinya sangat lancar berbahasa Indonesia, akhirnya Nindy
mau juga pergi.

“Ada apa sih Mas, kok mereka ngadain dinner segala?”.

“Tau, katanya sih, ada proyek apa.., yang mau didiskusikan”.

“Ooo.., gitu ya”, sambil tersenyum. Melihat dia tersenyum aku segera mencubit pipinya dengan gemas.
Kalau melihat Nindy, selalu gairahku timbul, soalnya dia itu seksi sekali. Rambutnya terurai panjang,
dia selalu senam so.., punya tubuh ideal, dan ukurannya itu 34B yang padat kencang.

Pukul 19.30 kami sudah berada di apartemen Richard yang terletak di daerah Jl. Gatot Subroto. Aku
mengenakan kemeja batik, sementara Nindy memakai stelan rok dan kemeja sutera. Rambutnya dibiarkan
tergerai tanpa hiasan apapun.

Sesampai di Apertemen no.1009, aku segera menekan bel yang berada di depan pintu. Begitu pintu
terbuka, terlihat seorang wanita bule berumur kira-kiar 32 tahun, yang sangat cantik, dengan tinggi
sedang dan berbadan langsing, yang dengan suara medok menegur kami.

“Oh Diko dan Nindy yah?, silakan.., masuk.., silakan duduk ya!, saya Lillian istrinya Richard”.

Ternyata Lillian badannya sangat bagus, tinggi langsing, rambut panjang, dan lebih manis
dibandingkan dengan fotonya di ruang kerja Richard. Dengan agak tergagap, aku menyapanya.
“Hallo Mam.., kenalin, ini Nindy istriku”.

Setelah Nindy berkenalan dengan Lillian, ia diajak untuk masuk ke dapur untuk menyiapkan makan malam,
sementara Richard mengajakku ke teras balkon apartemennya.

“Gini lho Dik.., bulan depan akan ada proyek untuk mengerjakan iklan.., ini.., ini.., dsb. Berani
nggak kamu ngerjakan iklan itu”.

“Kenapa nggak, rasanya perlengkapan kita cukup lengkap, tim kerja di kantor semua tenaga terlatih,
ngeliat waktunya juga cukup. Berani!”.

Aku excited sekali, baru kali itu diserahi tugas untuk mengkordinir pembuatan iklan skala besar.
Senyum Richard segera mengembang, kemudian ia berdiri merapat ke sebelahku.

“Eh Dik.., gimana Lillian menurut penilaian kamu?”, sambil bisik-bisik.

“Ya.., amat cantik, seperti bintang film”, kataku dengan polos.

“Seksi nggak?”.

“Lha.., ya.., jelas dong”.

“Umpama.., ini umpama saja loo.., kalo nanti aku pinjem istrimu dan aku pinjemin Lillian untuk kamu
gimana?”.

Mendenger permintaan seperti itu terus terang aku sangat kaget dan bingung, perasanku sangat shock dan
tergoncang. Rasanya kok aneh sekali gitu.

Sambil masih tersenyum-senyum, Richard melanjutkan, “Nggak ada paksaan kok, aku jamin Nindy dan
Lillian pasti suka, soalnya nanti.., udah deh pokoknya kalau kau setuju.., selanjutnya serahkan pada
saya.., aman kok!”.

Membayangkan tampang dan badan Lillian aku menjadi terangsang juga. Pikirku kapan lagi aku bisa
menunggangi kuda putih? Paling-paling selama ini hanya bisa membayangkan saja pada saat menonton blue
film.

Tapi dilain pihak kalau membayangkan Nindy dikerjain si bule ini, yang pasti punya senjata yang besar,
rasanya kok tidak tega juga. Tapi sebelum saya bisa menentukan sikap, Richard telah melanjutkan dengan
pertanyaan lagi, “Ngomong-ngomong Nindy sukanya kalo making love style-nya gimana sih?”.

Tanpa aku sempat berpikir lagi, mulutku sudah ngomong duluan, “Dia tidak suka style yang aneh-aneh,
maklum saja gadis pingitan dan pemalu, tapi kalau vaginanya dijilatin, maka dia akan sangat
terangsang!”.

“Wow.., aku justru pengin sekali mencium dan menjilati bagian vagina, ada bau khas wanita terpancar
dari situ.., itu membuat saya sangat terangsang!”, kata Richard.

“Kalau Lillian sangat suka main di atas, doggy style dan yang jelas suka blow-job” lanjutnya.
Mendengar itu aku menjadi bernafsu juga, belum-belum sudah terasa ngilu di bagian bawahku membayangkan
senjataku diisap mulut mungil Lillian itu.

Kemudian lanjut Richard meyakinkanku, “Oke deh.., enjoy aja nanti, biar aku yang atur. Ngomong-ngomong
my wife udah tau rencana ini kok, dia itu orangnya selalu terbuka dalam soal seks.., jadi setuju aja”.

“Nanti minuman Nindy aku kasih bubuk penghangat sedikit, biar dia agak lebih berani.., Oke.., yaa!”,
saya agak terkejut juga, apakah Richard akan memberikan obat perangsang dan memperkosa Rina? Wah kalau
begitu tidak rela aku.

Aku setuju asal Rina mendapat kepuasan juga. Melihat mimik mukaku yang ragu-ragu itu, Richard cepat-
cepat menambahkan,

“Bukan obat bius atau ineks kok. Cuma pembangkit gairah aja”, kemudian dia menjelaskan selanjutnya,
“Oke, nanti kamu duduk di sebelah Lillian ya, Nindy di sampingku”.Cerita Sex Dewasa

Selanjutnya acara makan malam berjalan lancar. Juga rencana Richard. Setelah makan malam selesai
kelihatannya bubuk itu mulai bereaksi. Rina kelihatan agak gelisah, pada dahinya timbul keringat
halus, duduknya kelihatan tidak tenang, soalnya kalau nafsunya lagi besar, dia agak gelisah dan
keringatnya lebih banyak keluar.


Melihat tanda-tanda itu, Richard mengedipkan matanya pada saya dan berkata pada Nindy, “Nin.., mari
duduk di depan TV saja, lebih dingin di sana!”, dan tampa menunggu jawaban Nindy, Richard segera
berdiri, menarik kursi Nindy dan menggandengnya ke depan TV 29 inchi yang terletak di ruang tengah.
Aku ingin mengikuti mereka tapi Lillian segera memegang tanganku.

“Dik, diliat aja dulu dari sini, ntar kita juga akan bergabung dengan mereka kok”. Memang dari ruang
makan kami dapat dengan jelas menyaksikan tangan Richard mulai bergerilya di pundak dan punggung
Nindy, memijit-mijit dan mengusap-usap halus.

Sementara Nindy kelihatan makin gelisah saja, badannya terlihat sedikit menggeliat dan dari mulutnya
terdengar desahan setiap kali tangan Richard yang berdiri di belakangnya menyentuh dan memijit
pundaknya.

Lillian kemudian menarikku ke kursi panjang yang terletak di ruang makan. Dari kursi panjang tersebut,
dapat terlihat langsung seluruh aktivitas yang terjadi di ruang tengah, kami kemudian duduk di kursi
panjang tersebut.

Terlihat tindakan Richard semakin berani, dari belakang tangannya dengan trampil mulai melepaskan
kancing kemeja batik Nindy hingga kancing terakhir. BH Nindy segera menyembul, menyembunyikan dua
bukit mungil kebanggaanku dibalik balutannya.

Kelihatan mata Nindy terpejam, badannya terlihat lunglai lemas, aku menduga-duga,

“Apakah Nindy telah diberi obat tidur, atau obat perangsang oleh Richard?, atau apakah Nindy pingsan
atau sedang terbuai menikmati permainan tangan Richard?”.

Nindy tampaknya pasrah seakan-akan tidak menyadari keadaan sekitarnya. Timbul juga perasaan cemburu
berbarengan dengan gairah menerpaku, melihat Nindy seakan-akan menyambut setiap belaian dan usapan
Richard dikulitnya dan ciuman nafsu Richardpun disambutnya dengan gairah.

Melihat apa yang tengah diperbuat oleh si bule terhadap istriku, maka karena merasa kepalang tanggung,
aku juga tidak mau rugi, segera kualihkan perhatianku pada istri Richard yang sedang duduk di
sampingku.

Niat untuk merasakan kuda putih segera akan terwujud dan tanganku pun segera menyelusup ke dalam rok
Lillian, terasa bukit kemaluannya sudah basah, mungkin juga telah muncul gairahnya melihat suaminya
sedang mengerjai wanita mungil.

Dengan perlahan jemariku mulai membuka pintu masuk ke lorong kewanitaannya, dengan lembut jari
tengahku menekan clitorisnya. Desahan lembut keluar dari mulut Lillian yang mungil itu, “aahh..,
aaghh.., aagghh”, tubuhnya mengejang, sementara tangannya meremas-remas payudaranya sendiri.

Sementara itu di ruang sebelah, Richard telah meningkatkan aksinya terhadap Nindy, terlihat Nindy
telah dibuat polos oleh Richard dan terbaring lunglai di sofa.

Badan Nindy yang ramping mulus dengan buah dadanya tidak terlalu besar, tetapi padat berisi, perutnya
yang rata dan kedua bongkahan pantatnya yang terlihat mulus menggairahkan serta gundukan kecil yang
membukit yang ditutupi oleh rambut-rambut halus yang terletak diantara kedua paha atasnya terbuka
dengan jelas seakan-akan siap menerima serangan-serangan selanjutnya dari Richard.

Kemudian Richard menarik Nindy berdiri, dengan Richard tetap di belakangnya, kedua tangan Richard
menjelajahi seluruh lekuk dan ngarai istriku itu. Aku sempat melihat ekspresi wajah Nindy, yang dengan
matanya yang setengah terpejam dan dahinya agak berkerut seakan-akan sedang menahan suatu kenyerian
yang melanda seluruh tubuhnya dengan mulutnya yang mungil setengah terbuka.

Menunjukan Nindy menikmati benar permainan dari Richard terhadap badannya itu, apalagi ketika jemari
Richard berada di semak-semak kewanitaannya, sementara tangan lain Richard meremas-remas puting
susunya, terlihat seluruh badan Nindy yang bersandar lemas pada badan Richard, bergetar dengan hebat.

Saat itu juga tangan Lillian telah membuka zipper celana panjangku, dan bagaikan orang kelaparan terus
berusaha melepas celanaku tersebut. Untuk memudahkan aksinya aku berdiri di hadapannya, dengan
melepaskan bajuku sendiri.

Setelah Lillian selesai dengan celanaku, gilirannya dia kutelanjangi. Wow.., kulit badannya mulus
seputih susu, payudaranya padat dan kencang, dengan putingnya yang berwarna coklat muda telah
mengeras, yang terlihat telah mencuat ke depan dengan kencang.

Aku menyadari, kalau diadu besarnya senjataku dengan Richard, tentu aku kalah jauh dan kalau aku
langsung main tusuk saja, tentu Lillian tidak akan merasa puas, jadi cara permainanku harus memakai
teknik yang lain dari lain.

Maka sebagai permulaan kutelusuri dadanya, turun ke perutnya yang rata hingga tiba di lembah diantara
kedua pahanya mulus dan mulai menjilat-jilat bibir kemaluannya dengan lidahku.

Kududukkan Lillian kembali di sofa, dengan kedua kakinya berada di pundakku. Sasaranku adalah
vaginanya yang telah basah. Lidahku segera menari-nari di permukaan dan di dalam lubang vaginanya.

Menjilati clitorisnya dan mempermainkannya sesekali. Kontan saja Lillian berteriak-teriak keenakan
dengan suara keras,

” Ooohh.., oohh.., sshh.., sshh”. Sementara tangannya menekan mukaku ke vaginanya dan tubuhnya
menggeliat-geliat. Tanganku terus melakukan gerakan meremas-remas di sekitar payudaranya. Pada saat
bersamaan suara Nindy terdengar di telingaku saat ia mendesah-desah,

“Oooh.., aagghh!”, diikuti dengan suara seperti orang berdecak-decak. Tak tahu apa yang diperbuat
Richard pada istriku, sehingga dia bisa berdesah seperti itu. Nindy sekarang telah telentang di atas
sofa, dengan kedua kakinya terjulur ke lantai dan Richard sedang berjongkok diantara kedua paha Nindy
yang sudah terpentang dengan lebar.

Kepalanya terbenam diantara kedua paha Nindy yang mulus. Bisa kubayangkan mulut dan lidah Richard
sedang mengaduk-aduk kemaluan Nindy yang mungil itu. Terlihat badan Nindy menggeliat-geliat dan kedua
tangannya mencengkeram rambut Richard dengan kuat. ‘’

Aku sendiri makin sibuk menjilati vagina Lillian yang badannya terus menggerinjal-gerinjal keenakan
dan dari mulutnya terdengar erangan,

“Ahh.., yaa.., yaa.., jilatin.., Ummhh”. Desahan-desahan nafsu yang semakin menegangkan otot-otot
penisku.

“Aahh.., Dik.., akuu.., aakkuu.., oohh.., hh!”, dengan sekali hentakan keras pinggul Lillian menekan
ke mukaku, kedua pahanya menjepit kepalaku dengan kuat dan tubuhnya menegang terguncang-guncang dengan
hebat dan diikuti dengan cairan hangat yang merembes di dinding vaginanya pun semakin deras, saat ia
mencapai organsme.

Tubuhnya yang telah basah oleh keringat tergolek lemas penuh kepuasan di sofa. Tangannya mengusap-usap
lembut dadaku yang juga penuh keringat, dengan tatapan yang sayu mengundangku untuk bertindak lebih
jauh.


Ketika aku menengok ke arah Richard dan istriku, rupanya mereka telah berganti posisi. Nindy kini
telentang di sofa dengan kedua kakinya terlihat menjulur di lantai dan pantatnya terletak pada tepi
sofa, punggung Nindy bersandar pada sandaran sofa.

Sehingga dia bisa melihat dengan jelas bagian bawah tubuhnya yang sedang menjadi sasaran tembak
Richard. Richard mengambil posisi berjongkok di lantai diantara kedua paha Nindy yang telah terpentang
lebar.

Aku merasa sangat terkejut juga melihat senjata Richard yang terletak diantara kedua pahanya yang
berbulu pirang itu, penisnya terlihat sangat besar kurang lebih panjangnya 20 cm dengan lingkaran yang
kurang lebih 6 cm dan pada bagian kepala penisnya membulat besar bagaikan topi baja tentara saja.

Terlihat Richard memegang penis raksasanya itu, serta di usap-usapkannya di belahan bibir kemaluan
Nindy yang sudah sedikit terbuka, terlihat Nindy dengan mata yang terbelalak melihat ke arah senjata
Richard yang dahsyat itu, sedang menempel pada bibir vaginanya.

Kedua tangan Nindy kelihatan mencoba menahan badan Richard dan badan Nindy terlihat agak melengkung,
pantatnya dicoba ditarik ke atas untuk mengurangi tekanan penis raksasa Richard pada bibir vaginanya.

Akan tetapi dengan tangan kanannya tetap menahan pantat Nindy dan tangan kirinya tetap menuntun
penisnya agar tetap berada pada bibir kemaluan Nindy, sambil mencium telinga kiri Nindy, terdengar
Richard berkata perlahan,

“Niinn.., maaf yaa.., saya mau masukkan sekarang.., boleh?”, terlihat kepala Nini hanya menggeleng-
geleng kekiri kekanan saja, entah apa yang mau dikatakannya, dengan pandangannya yang sayu menatap ke
arah kemaluannya yang sedang didesak oleh penis raksasa Richard itu dan mulutnya terkatup rapat
seakan-akan menahan kengiluan.

Richard, tanpa menunggu lebih lama lagi, segera menekan penisnya ke dalam lubang vagina Nindy yang
telah basah itu, biarpun kedua tangan Nindy tetap mencoba menahan tekanan badan Richard.

Mungkin, entah karena tusukan penis Richard yang terlalu cepat atau karena ukuran penisnya yang over
size, langsung saja Nindy berteriak kecil,

“Aduuh.., pelan-pelan.., sakit nih”, terdengar keluhan dari mulutnya dengan wajah yang agak meringis,
mungkin menahan rasa kesakitan. Kedua kaki Nindy yang mengangkang itu terlihat menggelinjang.

Kepala penis Richard yang besar itu telah terbenam sebagian di dalam kemaluan Nindy, kedua bibir
kemaluannya menjepit dengan erat kepala penis Richard, sehingga belahan kemaluan Nindy terlihat
terkuak membungkus dengan ketat kepala penis Richard itu.Cerita Sex Dewasa

Kedua bibir kemaluan Nindy tertekan masuk begitu juga clitoris Nindy turut tertarik ke dalam akibat
besarnya kemaluan Richard.

Richard menghentikan tekanan penisnya, sambil mulutnya mengguman, “Maaf.., Nin.., saya sudah
menyakitimu.., maaf yaa.., Niin!”.

“aagghh.., jangan teerrlalu diipaksakan.., yaahh.., saayaa meerasa.., aakan.., terbelah.., niih..,
sakiitt.., jangan.., diiterusiinn”.

Nindy mencoba menjawab dengan badannya terus menggeliat-geliat, sambil merangkulkan kedua tangannya di
pungung Richard.

“Niinn.., saya mau masukkan lagi.., yaa.., dan tolong katakan yaa.., kalau Nindy masih merasa sakit”,
sahut Richard dan tanpa menunggu jawaban Nindy, segera saja Richard melanjutkan penyelaman penisnya ke
dalam lubang vagina Nindy yang tertunda itu, tetapi sekarang dilakukannya dengan lebih pelan pelan.

Ketika kepala penisnya telah terbenam seluruhnya di dalam lubang kemaluan Nindy, terlihat muka Nindy
meringis, tetapi sekarang tidak terdengar keluhan dari mulutnya lagi hanya kedua bibirnya terkatup
erat dengan bibir bawahnya terlihat menggetar.

Terdengar Richard bertanya lagi, “Niinn.., sakit.., yaa?”, Nindy hanya menggeleng-gelengkan kepalanya,
sambil kedua tangannya meremas bahu Richard dan Richard segera kembali menekan penisnya lebih dalam,
masuk ke dalam lubang kemaluan Nindy.

Secara pelahan-lahan tapi pasti, penis raksasa itu menguak dan menerobos masuk ke dalam sarangnya.
Ketika penis Richard telah terbenam hampir setengah di dalam lubang vagina Nindy, terlihat Nindy telah
pasrah saja dan sekarang kedua tangannya tidak lagi menolak badan Richard.

Akan tetapi sekarang kedua tangannya mencengkeram dengan kuat pada tepi sofa. Richard menekan lebih
dalam lagi, kembali terlihat wajah Nindy meringis menahan sakit dan nikmat, kedua pahanya terlihat
menggeletar,

Tetapi karena Nindy tidak mengeluh maka Richard meneruskan saja tusukan penisnya dan tiba-tiba saja,
“Blees”, Richard menekan seluruh berat badannya dan pantatnya menghentak dengan kuat ke depan
memepetin pinggul Nindy rapat-rapat pada sofa.

Pada saat yang bersamaan terdengar keluhan panjang dari mulut Nindy, “Aduuh”, sambil kedua tangannya
mencengkeram tepi sofa dengan kuat dan badannya melengkung ke depan serta kedua kakinya terangkat ke
atas menahan tekanan penis Richard di dalam kemaluannya.

Richard mendiamkan penisnya terbenam di dalam lubang vagina Nindy sejenak, agar tidak menambah sakit
Nindy sambil bertanya lagi,

“Niinn.., sakit.., yaa? Tahan dikit yaa, sebentar lagi akan terasa nikmat!”, Nindy dengan mata
terpejam hanya menggelengkan kepalanya sedikit seraya mendesah panjang,

“aagghh.., kit!”, lalu Richard mencium wajah Nindy dan melumat bibirnya dengan ganas. Terlihat pantat
Richard bergerak dengan cepat naik turun, sambil badannya mendekap tubuh mungil Nindy dalam
pelukannya.

Tak selang lama kemudian terlihat badan Nindy bergetar dengan hebat dari mulutnya terdengar keluhan
panjang,

“Aaduuh.., oohh.., sshh.., sshh”, kedua kaki Nindy bergetar dengan hebat, melingkar dengan ketat pada
pantat Richard, Nindy mengalami orgasme yang hebat dan berkepanjangan. Selang sesaat badan Nindy
terkulai lemas dengan kedua kakinya tetap melingkar pada pantat Richard yang masih tetap berayun-ayun
itu.

aah, suatu pemandangan yang sangat erotis sekali, suatu pertarungan yang diam-diam yang diikuti oleh
penaklukan disatu pihak dan penyerahan total dilain pihak.


“Dik.., ayo aku mau kamu”, suara Lillian penuh gairah di telingaku. Kuletakkan kaki Lillian sama
dengan posisi tadi, hanya saja kini senjataku yang akan masuk ke vaginanya. Duh, rasanya kemaluan
Lillian masih rapet saja, aku merasakan adanya jepitan dari dinding vagina Lillian pada saat rudalku
hendak menerobos masuk.

“Lill.., kok masih rapet yahh”. Maka dengan sedikit tenaga kuserudukkan saja rudalku itu menerobos
liang vaginanya. “Aagghh”, mata Lillian terpejam, sementara bibirnya digigit.

Tapi ekspresi yang terpancar adalah ekspresi kepuasan. Aku mulai mendorong-dorongkan penisku dengan
gerakan keluar masuk di liang vaginanya. Diiringi erangan dan desahan Lillian setiap aku menyodokkan
penisku, melihat itu aku semakin bersemangat dan makin kupercepat gerakan itu. Bisa kurasakan bahwa
liang kemaluannya semakin licin oleh pelumas vaginanya.

“Ahh.., ahh”, Lillian makin keras teriakannya.

“Ayo Dik.., terus”.

“Enakk.., eemm.., mm!”.

Tubuhnya sekali lagi mengejang, diiringi leguhan panjang, “Uuhh..hh..” “Lill.., boleh di dalam..,
yaah”, aku perlu bertanya pada dia, mengingat aku bisa saja sewaktu-waktu keluar.

“mm..”.

Kaki Lillian kemudian menjepit pinggangku dengan erat, sementara aku semakin mempercepat gerakan
sodokan penisku di dalam lubang kemaluannya. Lillian juga menikmati remasan tanganku di buah dadanya.

“Nih.., Lill.., terima yaa”.

Dengan satu sodokan keras, aku dorong pinggulku kuat-kuat, sambil kedua tanganku memeluk badan Lillian
dengan erat dan penisku terbenam seluruhnya di dalam lubang kemaluannya dan saat bersamaan cairan
maniku menyembur keluar dengan deras di dalam lubang vagina Lillian.

Badanku tehentak-hentak merasakan kenikmatan orgasme di atas badan Lillian, sementara cairan hangat
maniku masih terus memenuhi rongga vagina Lillian, tiba-tiba badan Lillian bergetar dengan hebat dan
kedua pahanya menjepit dengan kuat pinggul saya diikuti keluhan panjang keluar dari mulutnya,
“..aagghh.., hhm!”, saat bersamaan Lillian juga mengalami orgasme dengan dahsyat.

Setelah melewati suatu fase kenikmatan yang hebat, kami berdua terkulai lemas dengan masih berpelukan
erat satu sama lain. Dari pancaran sinar mata kami, terlihat suatu perasaan nikmat dan puas akan apa
yang baru kami alami.

Aku kemudian mencabut senjataku yang masih berlepotan dan mendekatkannya ke muka Lillian. Dengan
isyarat agar ia menjilati senjataku hingga bersih. Ia pun menurut. Lidahnya yang hangat menjilati
penisku hingga bersih. “Ahh..”. Dengan kepuasan yang tiada taranya aku merebahkan diri di samping
Lillian.

Kini kami menyaksikan bagaimana Richard sedang mempermainkan Nindy, yang terlihat tubuh mungilnya
telah lemas tak berdaya dikerjain Richard, yang terlihat masih tetap perkasa saja. Gerakan Richard
terlihat mulai sangat kasar, hilang sudah lemah lembut yang pernah dia perlihatkan.

Mulai saat ini Richard mengerjai Nindy dengan sangat brutal dan kasar. Nindy benar-benar dipergunakan
sebagai objek seks-nya. Saya sangat takut kalau-kalau Richard menyakiti Nindy, tetapi dilihat dari
ekspressi muka dan gerakan Nindy ternyata tidak terlihat tanda-tanda penolakan dari pihak Nindy atas
apa yang dilakukan oleh Richard terhadapnya.

Richard mencabut penisnya, kemudian dia duduk di sofa dan menarik Nindy berjongkok diantara kedua
kakinya, kepala Nindy ditariknya ke arah perutnya dan memasukkan penisnya ke dalam mulut Nindy sambil
memegang belakang kepala Nindy.

Dia membantu kepala Nindy bergerak ke depan ke belakang, sehingga penisnya terkocok di dalam mulut
Nindy. Kelihatan Nindy telah lemas dan pasrah, sehingga hanya bisa menuruti apa yang diingini oleh
Richard, hal ini dilakukan Richard kurang lebih 5 menit lamanya.

Richard kemudian berdiri dan mengangkat Nindy, sambil berdiri Richard memeluk badan Nindy erat-erat.
Kelihatan tubuh Nindy terkulai lemas dalam pelukan Richard yang ketat itu. Tubuh Nindy digendong
sambil kedua kaki Nindy melingkar pada perut Richard dan langsung Richard memasukkan penisnya ke dalam
kemaluan Nindy.

Ini dilakukannya sambil berdiri. Badan Nindy terlihat tersentak ke atas ketika penis raksasa Richard
menerobos masuk ke dalam lubang kemaluannya dari mulutnya terdengar keluhan, “aagghh!”, Nindy terlihat
seperti anak kecil dalam gendongan Richard.

Kaki Nindy terlihat merangkul pinggang Richard, sedangkan berat badannya disanggah oleh penis Richard.
Richard berusaha memompa sambil berdiri dan sekaligus mencium Nindy. Pantat Nindy terlihat merekah dan
tiba-tiba Richard memasukkan jarinya ke lubang pantat Nindy.

“Ooohh!”. Mendapat serangan yang demikian serunya dari Richard, badan Nindy terlihat menggeliat-geliat
dalam gendongan Richard. Suatu pemandangan yang sangat seksi.

Ketika Richard merasa capai, Nindy diturunkan dan Richard duduk pada sofa. Nindy diangkat dan
didudukan pada pangkuannya dengan kedua kaki Nindy terkangkang di samping paha Richard dan Richard
memasukkan penisnya ke dalam lubang kemaluan Nindy dari bawah.

Dari ruang sebelah saya bisa melihat penis raksasa Richard memaksa masuk ke dalam lubang kemaluan
Nindy yang kecil dan ketat itu. Vaginanya menjadi sangat lebar dan penis Richard menyentuh paha Nindy.

Kedua tangan Richard memegang pinggang Nindy dan membantu Nindy memompa penis Richard secara teratur,
setiap kali penis Richard masuk, terlihat vaginanya ikut masuk ke dalam dan cairan putih terbentuk di
pinggir bibir vaginanya. Ketika penisnya keluar, terlihat vaginanya mengembang dan menjepit penis
Richard. Mereka melakukan posisi ini cukup lama.

Kemudian Richard mendorong Nindy tertelungkup pada sofa dengan pantat Nindy agak menungging ke atas
dan kedua lututnya bertumpu di lantai. Richard akan bermain doggy style. Ini sebenarnya adalah posisi
yang paling disukai oleh Nindy.Cerita Sex Dewasa

Dari belakang pantat Nindy, Richard menempatkan penisnya diantara belahan pantat Nindy dan mendorong
penisnya masuk ke dalam lubang vagina Nindy dari belakang dengan sangat keras dan dalam, semua
penisnya amblas ke dalam vagina Nindy.

Jari jempol tangan kiri Richard dimasukkan ke dalam lubang pantat. Nindy setengah berteriak,
“aagghh!”, badannya meliuk-liuk mendapat serangan Richard yang dahsyat itu. Badan Nindy dicoba ditarik
ke depan, tapi Richard tidak mau melepaskan, penisnya tetap bersarang dalam lubang kemaluan Nindy dan
mengikuti arah badan Nindy bergerak.

Nindy benar-benar dalam keadaan yang sangat nikmat, desahan sudah berubah menjadi erangan dan erangan
sudah berubah menjadi teriakan, “Ooohhmm.., aaduhh!”. Richard mencapai payudara Nindy dan mulai
meremas-remasnya.

Tak lama kemudian badan Nindy bergetar lagi, kedua tangannya mencengkeram dengan kuat pada sofa, dari
mulutnya terdengar,

“Aahh.., aahh.., sshh.., sshh!”. Nindy mencapai orgasme lagi, saat bersamaan Richard mendorong habis
pantatnya sehingga pinggulnya menempel ketat pada bongkahan pantat Nindy, penisnya terbenam seluruhnya
ke dalam kemaluan Nindy dari belakang.

Sementara badan Nindy bergetar-getar dalam orgasmenya, Richard sambil tetap menekan rapat-rapat
penisnya ke dalam lubang kemaluan Nindy, pinggulnya membuat gerakan-gerakan memutar sehingga penisnya
yang berada di dalam lubang vagina Nindy ikut berputar-putar mengebor liang vagina Nindy sampai ke
sudut-sudutnya.

Setelah badan Nindy agak tenang, Richard mencabut penisnya dan menjilat vagina Nindy dari belakang.
Vagina Nindy dibersihkan oleh lidah Richard. Kemudian badan Nindy dibalikkannya dan direbahkan di
sofa. Richard memasukkan penisnya dari atas, sekarang tangan Nindy ikut aktif membantu memasukkan
penis Richard ke vaginanya.

Kaki Nindy diangkat dan dilingkarkan ke pinggang Richard. Richard terus menerus memompa vagina Nindy.
Badan Nindy yang langsing tenggelam ditutupi oleh badan Richard, yang terlihat oleh saya hanya pantat
dan lubang vagina yang sudah diisi oleh penis Richard.

Kadang-kadang terlihat tangan Nindy meraba dan meremas pantat Richard, sekali-kali jarinya di masukkan
ke dalam lubang pantat Richard.

Gerakan pantat Richard bertambah cepat dan ganas memompa dan terlihat penisnya yang besar itu dengan
cepat keluar masuk di dalam lubang vagina Nindy, tiba-tiba,

“Ooohh.., oohh!”, dengan erangan yang cukup keras dan diikuti oleh badannya yang terlonjak-lonjak,
Richard menekan habis pantatnya dalam-dalam, mememetin pinggul Nindy ke sofa, sehingga penisnya
terbenam habis ke dalam lubang kemaluan Nindy.

Baca Juga Cerita Sex Jilatan Gigolo

Pantat Richard terkedut-kedut sementara penisnya menyemprotkan spermanya di dalam vagina Nindy, sambil
kedua tangannya mendekap badan Nindy erat-erat. Dari mulut Nindy terdengar suara keluhan, “Sssh..,
sshh.., hhmm.., hhmm!”, menyambut semprotan cairan panas di dalam liang vaginanya.

Setelah berpelukan dengan erat selama 5 menit, Richard kemudian merebahkan diri di atas badan Nindy
yang tergeletak di sofa, tanpa melepaskan penisnya dari vagina Nindy. Nindy melihat ke saya dan
memberikan tanda bahwa yang satu ini sangat nikmat.

Aku tidak bisa melihat ekspresi Richard karena terhalang olah tubuh Nindy. Yang jelas dari sela-sela
selangkangan Nindy mengalir cairan mani. Kemudian Nindypun seperti kebiasaan kami membersihkan penis
Richard dengan mulutnya, itu membuat Richard mengelinjang keenakan.

Malam itu kami pulang menjelang subuh, dengan perasaan yang tidak terlupakan. Kami masih sempat
bermain 2 ronde lagi dengan pasangan itu

Tuesday, August 30, 2016

Bercinta Dengan Sepupu ku

Bercinta Dengan Sepupu ku

Berawal dari sepupuku yang bernama Monic sedang maen kerumahku. Kita sepupu tapi seperti
teman akrab, kita sering ngobrol bebas tentang apa saja bahkan sering juga Monic
menceritakan persetubuhannya denga kekasihnya dan begitu juga sebaliknya aku. Aku dan
Monic mempunyai kesamaan yaitu suka dengan yang namanya Sex

Monic memiliki bodi yang sangat indah, setiap lelaki yang meihatnya pasti akan langsung
melongo. Gimana tidak, dengan tingginya yang semampai, wajah yang cantik, kulit yang putih
bersih dan juga buah dada yang sangat montok dan bongkahan pantatnya yang sangat montok
sehingga menjulang kebelakang. Aku sendiri kalah seksi dengan sepupuku Monic tersebut.
Namun aku juga gak kalah cantik dan payudaraku juga gak kalah besar dibandingkan Monic.
Begitulah sekilas tentang diriku dan sepupuku Monic. Dan pengalaman ini ketika suatu siang
Monic sedang maen kerumahku, setelah kita ngobrolpanjang lebar,ngalor ngidul lama-lama
kita merasa bosan, lalu akhirnya kita memutuskan untuk untuk pergi kesebuah mall sekalian
mencari makan disebuah resto. Dan tak lama akhirnya kita sudah sampai disebuah resto yang
berada didalam mall yang kami kunjungi.


Deket mejaku ada seorang laki-laki, yang pasti bukan abg dan belum om-om, kutaksir usianya
30an, ganteng, kumisan dan atletis badannya, tipeku bangetz. Sodaraku berbisik,

“Ris tu ada cowok keren banget”.
“Mana”, tanyaku.
“Sebelah kanan rada kedepan, dia lagi ngliatin kita”. Aku menatap kearah yang ditunjukkan
Monic, sodaraku itu.

Si abang, sebut aja demikian, juga lagi menatap kearah kami, tatapanku amprokan dengan
tatapan matanya, dia ngangguk, akupun ngangguk dan senyum.

“Ganteng banget San”.
“Iya, aku suka banget ngeliat dia”, Monicpun menatap wajah si abang dan senyum, dibales
senyum juga

Waktu Monic ke toliet, si abang nyamperin mejaku dan kenalan, dia nanya siapa yang bareng
aku, aku bilang Monic, dia minta nomer hp Monic, wah rupanya matanya dah kelilipan bodinya
Monic. aku kasi ja no hapeku, dan dia pamit duluan karena dah beres makannya. Ketika Monic
balik dia kecewa karena si abang dah pergi. Aku bilang.
“Di mal kan banyak lelaki ganteng yang bakalan kelilipan bodi kamu kan, satu pergi dateng
seribu”.
“Bisa ja kamu Ris”. Peristiwa itu berlalu begitu aja.

Sampe satu waktu d hapeku ada message,

“San, ini aku yang ketemu di mal waktu itu, yang di foodcourt itu”.
“Wah dari si abang rupanya”.
“Wah abang, pa kabar, Monic tunggu-tunggu kok gak da kabarnya, baru sekarang ada kabar,
sibuk banget ya bang”. Aku nyaru jadi Monic aja.
“Ketemuan lagi yuk San, berdua aja”.
“Dimana bang”.
“Di mal, di foodcourt ja, sore jam 5 bisa kan”.
“Bisa bang”.
“aku pake kemeja merah”. Sampe di foodcourt, dia belon dateng, aku duduk di meja yang
strategis yang pandangannya bisa kemana-mana, tak lama datenglah lelaki dengan pakean yang
disebutkan tadi. aku bangun dan menyambutnya. “Monicnya mana”, tampak da kekecewaan
diwajahnya, kok aku yang nongol.

“Monic dadakan sakit perut bang, diare kayanya, makanya dia nyuru aku nemuin abang, takut
abang kecewa”.
“O gitu ya, gak apa deh, kamu bisa nemenin aku”.
“Kalo gak bisa, Risma ya gak kemari lah bang”.
“Kita makan dulu yuk”.
“ayuk”, jawabku. kita brosing makanan, pesen kesukaan masing-masing, ketika aku mo bayar
makananku, si abang yang bayarin duluan.
“Lama juga ya cap cay-nya. Hhh!” keluhnya karena pesanannya gak dateng2 sedang pesananku
udah.
“Sabar saja bang, maklum malming gini pengunjungnya banyak”. Tidak berapa lama pesanannya
datang.

Dia menambahkan lada putih ke dalam capcaynya. Setelah itu dia masih minta cabe rawit
beberapa butir pada pelayan. aku tersenyum kecil.

“Biasanya orang yang kuat makan pedas nafsunya gede,” komentarku.

dia hampir tersedak mendengar candaanku. Namun kemudian dia menguasai diri, dia minum air
putih dan menjawab,

“Kalau ada sambal atau cabe memang nafsu makan jadi kuat”. aku tertawa tertahan.

Dia tersenyum sambil memandang deretan gigiku yang rapi dan gingsulku kelihatan. Dia
membalas godaanku tadi,

”Orang yang giginya gingsul kudengar juga gede nafsunya”. Gingsul itu gigi tarning yang
letaknya lebi kedepan dari deretan gigi laennya, kaya bintang sinetron jepang banyakan
juga gingsul.

Aku gak mo kalah,

“Kalo gitu abang pasti cewek dan ttm nya banyak”.
“Napa gitu”.
“Kan napsu makan dan napsu laennya gede”. Dia tertawa.
“sama dong, kamu pasti gak pernah puas cuma ma 1 lelaki kan”. Guyonan vulgar gitu
mencairkan suasana, kami jadi lebih akrab, gak nampak kekecewaan diwajahnya karena yang
dateng bukan Monic.
“Kok skarang malming Risma gak ma cowoknya, malah becanda ma aku”.
“Kan demi abang biar abang gak kecewa”.

“Gak tersalurkan ma cowoknya dong malem ini”.
“Panya yang disalurkan bang, sembako?”
“he he, kura2 dalam perahu”.
“Mana ada kura2 disimpen di perahu bang”, aku belaga pilon ja.
“kan gingsul”.

“kok?”
“iya kan kalo prempuan gingsul napsunya gede, trus malming gak ketemu cowoknya, jadi gak
tersalurkan dong napsunya”. “Kan ada abang”, sengaja aku to the point ja menyatakan kalo
aku suka ma dia,
“cocok kan penggemar cabe ketemu ma gigi gingsul, sama2 napsu gede”. tertawanya berderai.
“Bisa aja kamu, mangnya kamu mau ma aku”.
“Bangetz, sejak pertama kali ketemu Risma dah suka liat abang, tipe Risma bangetz”.
“Masak si”.

“iya, Risma tu sukanya lelaki dewasa kaya abang, macho”. Aku makin to the point aja,
“Palagi kalo napsunya gede, he he”. Dia tertawa juga.
“abang suka gak ma prempuan kaya Risma”, aku uber dia terus.
“Suka juga, kamu cantik, proporsional lagi bodinya”.
“Tapi kan gak semok kaya Monic bang”.
“iya Monic napsuin, kamu juga kok, imut tapi napsuin juga”. Wah dia dah to the point juga.
“Mau dong abang gantiin cowok Risma”.

“Hm gimana ya, gak enak lah nyrobot cewek orang laen”.
“Gak apa kok bang, cowok Risma juga klayapan tau kemana, makanya bisa ktemuan ma abang,
semua ada hikmahnya”.
“Tadi bilangnya demi aku”.
“iya demi abang dan demikian”, candaku. Dia tertawa lagi.
“Kamu asik juga ya Ris orangnya”.
“asik apanya bang”.Cerita Sex Pembantu

“Ya asik diajak bertemen, gak tau asik gak diajak bercinta”.
“Wah, gawat”.
“Kok gawat si”. “abang to the point jadi pengen neh Risma, hayo abang tanggung jawab lo”.
“Pengen paan”.
“pengen nonton”, aku tertawa.
“Yuk kita nonton, kamu beneran kan gak da cowoknya malem ini”. aku menggangguk.

Dia menggandengku menuju ke cinema yang ada di mal, kami milih filmnya,

“Risma ikut abang ja deh nonton yang mana”. Dia milih film percintaan.
“biar jadi mood bercinta ya Ris”.
“abang mo bercinta ma Risma ya”.

“Kalo kamu mau”. “Mau bang”. Kami masuk ke gedung, bole milih tempat duduk bebas, dia
milih yang agak disudut seblah atas, ternyata setelah filmnya maen, yang nonton gak
banyak, jadi kami terpisah dari pnonton yang laen.
“Risma sering ya bercinta ma cowoknya”. Aku cuma ngangguk.
“Dimana maennya”.
“ditempat kok Risma, kadan dirumah dia kalo sepi, kadang di motel kalo pengen all nite”.
“Mangnya kalo allnite maennya brapa kali”.
“Kalo dah lama gak maen, dia bisa 4 kali bang”.
“wah lemes dong”.

“bangetz bang, tapi nikmatnya juga bangetz. abang kuat brapa kali maennya bang”.
“ya segitu itu”.
“Wah asik dong, bisa abis2an tu maennya ampe lemes”. Dia memeluk pundaku, mukaku diarahkan
kemukanya dan dengan lembut dia mencium bibirku.

Lidahnya segera menerobos mulutku dan membelit lidahku. Sementara lidah kami saling
bergelut, tangannya milai mengelus2 toketku.

“Kecil ya bang”, kataku setelah bibirnya melepas bibirku, dia meremes toketku sambil
mencium telingaku, sampe aku menggelinjang.
“Segini mah gak kecil, proporsioanl, jadi gemes ni”.
“Kalo gemes ya ditemes2 trus ja bang”.
“Kamu enak ya diremes gini”.
“Suka ja bang”. Dia mencium bibirku lagi.

Dia memegang tanganku dan meletakkannya diselangkangannya. terasa ada sesuatu yang keras
banget dibalik clananya.



“Bang ngacengnya keras banget, cabenya dah kerja ya”. Dia gak menjawab malah meremas2
toketku lagi.

aku elus2 tonjolan keras diselangkangannya.

“diremes dong Ris”. Aku meremes sebisanya, terasa besar tonjolan itu.
“Abang punya besar ya”.
“besaran mana ma punya cowok kamu”.
“besaran abang punya deh”.
“Mo ngrasain?”

“Bangetz bang”. Dia mengelus selangkanganku, aku mengangkangkan pahaku, gak bisa lebar2
karena terhalang kursi, aku duduk rada selonjor, biar pahaku bisa lebi lebar ngangkangnya.

Memekku jadi gatel dielus kasar dari luar clanaku gitu.

“dah basah ya Ris”. Aku ngangguk,
“Risma dah pengen bang”.
“Bener kan prempuan gingsul napsunya gede”.
“Abang…” lenguhku manja sambil merems tonjolan di slangakngannya dengan keras.

Gak lama kemudian film usai, lampu menyala. Segera kami memisahkan diri, bangkit dari
tempat duduk dan kluar beriringan dengan penonton laen.

“aku anterin pulang ya, ujan lagi”. Saat itu ujan deres.
“Kamu tinggal dimana”.
“Di kos bang”.
“Gak bebas dong”.
“bebas kok, Risma tinggal sendiri”.
“Mahal tu”.
“Kan dibayarin cowok Risma bang”. Kami berlari-lari di pelataran parkir menuju ke
mobilnya.

Dia membuka pintu depan sebelah kiri setelah mematikan alarm mobilnya, aku masuk dan
diapun segera masuk, baju kami basah karena hujan yang deres gitu.

“Dingin ya Ris, gak usah pasang Ac deh ya”.
“ya bang”.
“Ntar pilek lagi”. Tempat kos ku kebetluan gak jauh dari mal, sehingga kami gak lama di
mobilnya.

Mobilnya parkir persis didepan kamar kosku, segera aku membuka pintu mobil dan berlari
menembus ujan ke depan kamarku, diapun menyusul.

“Basah semuanya bang, ntar dikeringin deh pake hair dryer”.
“Kamar kamu gede banget Ris, ada ruang tamunya lagi”. Memang kamar kosku lumayan gede,
furnitur lengkap, pake Ac lagi, bayarannya juga lumayan mahal, gak peduli aku toh cowokku
yang bayarin semuanya.

Ada ruang tamu merangkap ruang makan dan pantri, dan kamar tidur + kamar mandinya. Aku
segera mengambil handuk dan hair dryer untu si abang, aku pun masuk ke kamar mandi,
melepaskan semua yang menempel dibadanku dan menggantinya dengan kaus dan celana pendek
longgar. aku melap rambutku yang basah dan kukeringkan dengan hiar dryer satu lagi biar
gak pusing.
Aku keluar dari kamar sambil membawa kaosku yang paling gede ukurannya, dia duduk di sofa
sambil melap rambutnya yang basah,Cerita Sex Pembantu

“Kok gak di hairdryer bang”.
“Gak usah, pake anduk ja cukup kok”.
“Bajunya basah semuanya tu bang. Ganti ma kaos Risma ja ya, iar gak masuk angin, gak tau
cukup gak. Kalo celena pendek gak da yang ukuran abang”. Dia melepas bajunya didepanku,
aku suka banget melihat dadana yang bidang, samar keliatan muali terbentuk sixpack
diperutnya.
“Wah abang sering fitness ya, ada sixpacknya gitu, sexy banget deh bang”. Baeknya bajuku
muat walaupun rada ketat untuknya.
“celananya basah bang, dilepas ja, pake daleman kan”. Dia senyum dan beneran melepas
celananya.

Tampak tonjolan besar di selangkangannya yang sekarang cuma tertutup celana dalam. Dia
memperhatikan toketku yang tetap terlihat membusung di balik kaus longgarku.
“Minumannya sebentar lagi ya. Airnya lagi dimasak. Termosnya pas kosong. Mau minum apa
bang?” Dia terkejut, kelamaan memperhatikan toketku.
“Ahh.. E.. E. Eeh. Susu.. Eh.. Teh susu,” sambil tergagap kata-katanya keluar begitu saja.

Namun disaat terakhir dia masih tetap bisa menguasai dirinya.

“Teh saja atau kopi. Susunya habis. Sorry,” aku tersenyum melihatnya terbata-bata kemudian
menuju ke pantri menyiapkan segelas teh panas.

Aku duduk di depannya. Dia menyeruput tehnya yang masi panas.

“Manis gak bang”.
“manis, kaya yang buat”. Aku mencibirkan bibirku.
“Jadi gak kita mau adu kekuatan cabe dengan gingsul?” tanyanya dengan bergurau.

Aku segera pindah kesebelahnya di sofa dan merapatkan kepalaku di dadanya. Diciumnya
pipiku dan aku mulai membuka kancing bajunya.

“Di kamar Risma aja yuk bang”.
“Dah gak nahan ya gingsulnya”. Aku memejamkan mata.

bibirnya kembali memagut bibirku yang merekah. Lidahnya menerobos lagi ke mulutku dan
menggelitik lidahku. Aku menggeliat dan membalas ciumannya dengan meliukkan lidahku yang
langsung dihisapnya. Tangannya mulai menari di atas dadaku. Diremasnya toketku yang sudah
mengeras. Jarinya terus menjalar mulai dari dada, perut terus ke bawah hingga pangkal
pahanya, masi dari luar pakeanku. Aku makin menggeliat kegelian. Lidahnya sudah beraksi di
lubang telingaku dan giginya menggigit daun telingaku. Pelukan dilepas dan dia bergerak
berputar ke belakangku. Tangannya mendekap dadaku. Rambutku diciumnya. Mulutnya menggigit
tengkukku. Badanku mulai menghangat. Bibir dan hidungnya makin lancar menyelusuri kepala
dan leherku.

Aku makin menggelinjang apalagi waktu tangannya meremas toketku yang masih tertutup baju
kaus itu dari belakang. Diletakkannya mukanya dibahuku dan disapukan napasnya di
telingaku. Aku menjerit kecil menahan geli tapi malah menikmati.
Aku dipeluknya dari belakang, kami berdiri sambil pelukan dan berjalan beriringan ke arah
kamarku. Tanganku ke belakang dan meremas isi celana dalamnya yang mulai memberontak.
Setelah masuk ke dalam kamar dilepaskannya pelukannya. Aku mematikan lampu besar dan
mengantinya dengan lampu tidur. ranjang yang besar telah menanti kami. Dia merendahkan
badan dan mulai mencium dan menggigit pinggulku. Aku mendongakkan kepala dan berdesis
lirih. Dia dibelakangku berlutut dengan meneruskan aksi tangannya ke betisku, sementara
bibirnya masih bergerilya di lipatan lutut belakangku. Aku merentangkan kedua kakiku dan
bergetar meliuk-liuk. Diciumnya pahaku dan diberikan gigitan kecil.

Aku makin meliukkan badannya, napasku mulai memburu. Pada saat aku sedang menggeliat,
dihentikannya ciumannya di lututku dan dia berdiri di hadapanku. Diusapnya pantat dan
pinggulku. Kembali aku berdesis pelan. Dengan cepat langsung disapukannya bibirnya ke
leherku dan ditarik pelan-pelan ke bawah sambil menciumi dan menjilati leher mulusku. Aku
semakin merepatkan tubuhku ke dadanya. Dengan sebuah tarikan pelan aku melepas kaosnya.
Kuusap-usapnya dadanya dan kemudian Putingnya kumainkan dengan jari. Diciumnya bibirku,
aku membalas dengan lembut. Lumatannya mulai berubah menjadi lumatan ganas. Ia melepaskan
ciumannya.

Dia menyingkapkan kausku. Aku mengangkat kedua tanganku. Dengan mudah dibukanya kaosku.
Kini tangannya membuka celana pendekku. Kini kami tinggal mengenalan pakaian dalam saja.
Bra dan celana dalamku berwarna krem berpadu dengan kulitnya yang sawo matang. Braku
memang tidak penuh menutupi toketku sehingga dapat terlihat lingkaran kemerahan di sekitar
Putingku. Celana dalamku dari bahan sutra transparan sehingga padang rumput di bawah
perutku terihat membayang.
“Eehhngng, ..” aku mendesah ketika leherku dijilatinya.

Kulihat ia melirik bayangan kami di cermin dilemari yang besar. Dia mendorongku ke ranjang
dan menindih tubuhku. Tangannya bergerak punggungku membuka pengait braku. Disusurinya
bahuku dan dilepasnya tali braku bergantian. Toketku yang imut dan kencang dihiasi Puting
berwarna coklat kemerahan dan sangat keras. Digesek-gesekkannya dadanya ke Putingku.
Bibirnya yang agak tebal dengan lincah menyusuri wajah, bibir dan leherku. Dia mendorong
lidahnya jauh ke dalam rongga mulutku kemudian memainkan lidahku dengan menggelitik dan
memilinnya. Aku hanya sekedar mengimbangi. Sesekali gantian lidahku yang mendorong
lidahnya. Tangan kanannya memilin Putingku serta meremas toketku.
Aku menggeserkan tubuhku ke arah bagian atas tubuhnyasehingga toketku tepat berada di
depan mukanya. Segera dilumat nya toketku dengan mulutnya. Putingku diisap pelan dan
dijilati.

“Aaacchh, Ayo bang.. Lagi.. Teruskan”. aku mulai melenguh keenakan. Penisnya terasa
semakin mengeras.

Disedotnya toketku sehingga semuanya masuk ke dalam mulutnya, dihisap pelan namun dalam,
Putingku dijilat dan dimainkan dengan lidahnya. Dadaku bergerak kembang kempis dengan
cepat, detak jantungku juga meningkat, pertanda nafsuku mulai naik. Tanganku menyusup di
balik celana dalamnya, kemudian mengelus, meremas dan mengocoknya dengan lembut. Pantatnya
dinaikkan dan dengan sekali tarikan, maka celana dalamnya sudah terlepas. Kini dia sudah
dalam keadaan polos tanpa selembar benang. Bibirnya mengarah ke leherku, mengecup,
menjilatinya kemudian menggigit daun telingaku. Napasnya dihembuskannya ke dalam lubang
telingaku. Kini dia mulai menjilati Putingku. Aku semakin terbuai. Kugigit bibir bawahku
untuk menahan rangsangan ini. Kupegang pinggangnya erat-erat. Cerita Sex Pembantu
Tangannya kemudian bergerak membuka celana dalamku dan melemparkannya begitu saja.
Jembutku tidaklah lebat dan kupotong pendek. Sementara ibu jarinya mengusap dan membuka
bibir memekku, maka jari tengahnya masuk sekitar satu ruas ke dalam lubang memekku .
Diuusap dan ditekannya bagian depan dinding memekku dan jarinya sudah menemukan sebuah
tonjolan daging seperti kacang. Setiapkali dia memberikan tekanan dan kemudian mengusapnya
aku mendesis,



“Huuhh.. Aaauhh.. Engngnggnghhk”. Ia melepaskan tangannya dari selangkanganku.

Tanganku kembali diarahkan ke penisnya, bibirku terus menyusuri perutnya, semakin ke
bawah. Aku memandang sebentar kepala penisnya yang lebih besar dari batangnya dan kemudian
kukecup. Belum kukulum, hanya mengecup dan menggesekkan hidungku pada batang penisnya dan
dua buah bola yang menggantung di bawahnya. Dia hanya menahan napas setiap aku
mengecupnya.

Aku kembali bergerak ke atas, tanganku masih memegang dan mengusap penisnya yang telah
berdiri tegak. Dia menggulingkan badannya sehingga berada di atasku. Kembali kami
berciuman. toketku diremas dan Putingnya dipilin dengan jarinya sehingga aku mendesis
perlahan dengan suara di dalam hidungnya. “SShh.. Ssshh.. Ngghh..” Perlahan lahan dia
menurunkan pantatnya sambil memutar-mutarkannya. Kepala penisnya kupegang, ,kemudian
kugesek-gesekkan di mulut memekku. Terasa basah banget.

Aku mengarahkan penisnya untuk masuk ke dalam memekku. Ketika sudah menyentuh lubang
memekku, dia menekan pantatnya perlahan. tapi belum bisa masuk. Aku merenggangkan kedua
pahaku dan pantat kuangkat sedikit. Kepala penisnya sudah mulai menyusup di bibir memekku.
Digesek-gesekkannya di bibir luarnya sampai terasa keras sekali dan ditekan lagi. Aku
merintih dan memohon agar dia segera memasukkannya sampai amblas.

“Ayolah bang tekan.. Dorong sekarang. Ayo”. Dia mencoba untuk memasukkannya lagi, masih
dengan bantuan tangannya, dan Blleessh.

setengah batang penisnya sudah tertelan dalam memekku.

“Ouhh.. bang,” desahku setengah berteriak. Dia bergerak naik turun. Kadang gerakan
pantatnya dibuat naik turun dan memutar sambil menunggu posisi dan waktu yang tepat. Aku
mengimbangi dengan gerakan memutar pada pinggulku. Ketika dirasakan gerakannya sudah
lancar, maka dipercepat gerakannya. aku menggeleng dan menahan pantatnya, kemudian
mengatur gerakan pantatnya dalam tempo sangat pelan. Untuk meningkatkan kenikmatan maka
meskipun pelan namun setiap gerakan pantatnya selalu penuh dan bertenaga. Akibatnya maka
keringatpun mulai menitik di pori-porinya.

“Bang. Ouhh.. Nikmat.. Ooouuhh. Abang memang betul-betul perkasa” desisku sambil menciumi
lehernya.

Kini kedua kaki kurapatkan dan dijepit dengan kedua kakinya. Penisnya hampir-hampir tidak
bisa bergerak dalam posisi ini. Tidak ada kontraksi otot memekku namun dia merasa memekku
sangat sempit menjepit penisnya. Dia menggulingkan badan lagi sampai aku menindihnya.
Kakiku keluar dari jepitan kakinya dan kembali aku yang menjepit pahanya. Dalam posisi ini
gerakan naik turunku menjadi bebas.

Kembali dia dalam posisi pasif, hanya mengimbangi dengan gerakan melawan gerakan pinggul
dan pantatku. Tanganku menekan dadanya. Dicium dan diremasnya toketku yang menggantung.
Kepalaku terangkat dan tangannya menarik rambutku kebelakang sehingga kepalaku semakin
terangkat. Setelah dia menjilat dan mengecup leherku, maka kepalaku turun kembali dan
bibirku mencari-cari bibirnya. Dia menyambut mulutku dengan satu ciuman yang dalam dan
lama.

Aku mengatur gerakanku dengan tempo pelan namun sangat intens. Pantat kuturunkan sampai
menekan pahanya sehingga penisnya terbenam dalam-dalam sampai kurasakan menyentuh dinding
rahimku. Ketika penisnya menyentuh rahimku, aku semakin menekan pantatku sehingga tubuh
kamipun semakin merapat. Aku menegakkan tubuh sehingga dalam posisi duduk setengah jongkok
di atas selangkangannya.

Aku kemudian menggerakkan pantatku maju mundur sambil menekan kebawah sehingga penisnya
tertelan dan bergerak ke arah perutnya. Semakin lama-semakin cepat aku mengerakkan
pantatku.

“Ouhh.. Ssshh.. Akhh!” Desisankupun semakin sering.

Aku dah hampir nyampe rasanya. Penisnya dikeraskan dengan menahan napas dan mengencangkan
otot antara biji peler dan anusnya seolah-olah menahan kencing. Aku kembali merebahkan
tubuhku ke atas tubuhnya, mataku berkejap-kejap dan bola mataku memutih.

Gigiku menggigit bibir bawahku kuat-kuat. Akupun merasa tak tahan lagi dan,

“Bang .. Sekarang say.. Hhhuuaahh!” aku memekik kecil.

Pantatku menekan kuat sekali di atas pahanya. Dinding memekku berdenyut kuat menghisap
penisnya. Dia menahan tekanan pantatku dengan menaikkan pinggulnya. Bibirku menciuminya
dengan pagutan-pagutan ganas dan diakhiri dengan gigitan pada dadanya. Dia memeluk tubuhku
erat-erat dan ditekannya kepalaku di dadanya. Napasku yang bergemuruh kemudian disusul
napas putus-putus dan setelah tarikan napas panjang aku terkulai lemas di atas tubuhnya.
aku dah nyampe. Denyutan demi denyutan dari memekku kemudian melemah. Pejunya yang muncrat
bebrarengan dengan klimaxku masuk dalam memekku sebagian tertumpah keluar lagi di atas
pahanya. Aku berguling kesampingnya sambil tangan dan mukaku tetap berada di lehernya. Dia
memberikan kecupan ringan pada bibirku, dan usapan pada pipiku.

“Terima kasih bang. Abang sungguh luar biasa. Perkasa dan romantis”. Kami masih berpelukan
sampai keringat kami mengering.

Setelah mandi dan hendak mengenakan pakaian, aku menahan tangannya yang sudah memegang
celana dalam.

“Abang tidur disini saja malam ini. Risma.. masih..”, aku tersipu-sipu dan tidak
melanjutkan perkataanku.

Malam itu kami tidur dengan telanjang dan berpelukan ditutup selimut ditemani dengan suara
rintikan hujan.Cerita Sex Pembantu

Aku tidak tahu sudah tidur berapa lama ketika kurasakan sebuah lengan melingkar di
pinggangku. Aku membuka mata mengambil arloji di atas kepalaku dan melihat sebentar.

“Hmm.. Baru jam satu, tidur lagi yuk!” kataku sambil memejamkan mata dan tangannya
memelukku kembali.

Diciumnya ketiakku dan digelitikin pinggangku. Aku menguap dan meregangkan badan.

“Ooahh, abang emang..!” Tangannya menangkap tanganku.

Didaratkan sebuah ciuman pada bibirku. Aku mengelak dan berdiri berjalan ke arah kulkas di
dalam kamarku. Mengambil air putih, meminum dan mengangsurkannya kepadanya. Dia duduk,
menyambut dan menghabiskan sisa air dalam gelas tadi. Aku masih berdiri dalam keadaan
telanjang. Dia mengamat-amati tubuhku, “kamu sexy sekali nes kalo bugil gitu”.

“semua prempuan juga sexy kalo telbul bang”. Aku duduk dipinggir ranjang, dia bangun dan
memelukku.

Bibirnya mendarat di bibirku. Kali ini ia menciumiku dengan ganasnya. Akupun membalas
dengan tak kalah ganasnya. Dia meremas toketku dengan keras. Ia mendorongku dan beberapa
saat kemudian kami sudah bergulingan di atas ranjang besar yang empuk. Dia menindih dan
menjelajahi sekujur tubuhku. Aku menggeliat-geliat hebat dan mengerang. Dari dada,
lidahnya pindah ke samping menyusuri pinggul dan pinggangku, ke arah perut dan pahaku. Aku
meronta hebat penuh kenikmatan sewaktu tangannya memainkan Putingku. Tangannya ditempelkan
di bibir memekku.

“Baaang.. nikmat bangetz!” pekikku.

Bibirku naik ke leherku lagi dan menjilatinya. Elusan tangannya pada pinggang membuat aku
ia meronta kegelian. Dia menghentikan elusannya dan tangannya meremas lembut toketku dari
pangkal kemudian ke arah Puting. Dimainkan jemarinya dari bagian bawah, melingkari
gundukannya dengan usapan ringan kemudian menuju ke arah Putingku. Sampai batas Puting
sebelum menyentuhnya, dia menghentikannya dan kembali mulai lagi dari bagian bawah.

Dia menggantikan jari dengan bibirnya, tetap dengan cara yang sama disusuri toketku tanpa
berusaha mengenai Putingku. Kini aku bergerak tidak karuan. Semakin bergerak semakin
bergoyang toketku dan membuat jilatannya makin ganas mengitari gundukan mulus itu. Setelah
sebuah gigitan dia berikan di belahan toketku, bibirnya diarahkan ke Putingku, tapi
dijilatnya dulu daerah sekitarnya yang berwarna merah sehingga membikin aku penasaran dan
gemas.

“Bang.. Jangan dimaenkan gitu dong.. Isep cepetan yang,” pintaku.

Dia masih ingin mempermainkan gairahku dengan sekali jilatan halus di Putingku yang makin
mengeras itu. Aku mendorong toketku ke mulutnya, sehingga Putingnya langsung masuk, dan
mulailah dia kulum, digigit kecil serta dijilat bergantian. Tangannya berpindah dari
pinggang ke memekku yang kini menjadi basah.

Jari tengah kirinya dimasukkan ke dalam memekku dan tidak lama sudah menekan apa yang
dicarinya. Lumatan bibirnya di Putingku makin ganas. Aku berusaha mengulingkan badannya
tetapi ditahannya.

“Aaagh..”, aku memekik-mekik.

Diciuminya lagi bibir dan leherku. Penisnya makin membesar dan mengganjal di atas perutku.
Diangkatnya pantatnya sedikit dan akupun mengerti apa yang harus kulakukan. Kukocok
penisnya sampai keras sekali dan kukangkangkan pahaku lebar-lebar. Diarahkannya penisnya
ke memekku dan

“Masukin bang…Cepaat!,” pintaku sambil semakin melebarkan pahaku.

Didorongnya penisnya memasuki memekku, digerakkannya penisnya pelan-pelan dan semakin lama
semakin cepat. Memekku makin lembab, namun tidak sampai becek. Akulangsung mengerang hebat
merasakan hunjaman penisnya yang keras dan bertubi-tubi. Tanganku mencengkeram pinggulnya.
Gerakan maju-mundurnya kuimbangi dengan memutar-mutarkan pinggulku, semakin lama gerakan
kami semakin cepat. Aku semakin sering memekik dan mengerang. Tanganku kadang memukul-
mukul punggungnya. Kepalaku mendongak ketika dia menarik rambutku dengan kasar dan
kemudian dikecupnya leherku dan digigitnya bahuku.

Setelah beberapa lama aku minta untuk di atas. Dengan cepat kami berguling. Tak berapa
lama kemudian penisnya sudah terbenam di liang memekku. aku menaikturunkan pantatku dengan
posisi jongkok. Aku seperti penunggang kuda yang sedang memacu kudanya dalam lembah
kenikmatan mendaki menuju puncak. Tubuhku naik turun dengan cepat dan dia mengimbangi
dengan putaran pinggulnya, sementara toketku yang tegak menantang diremas-remas dengan
tangannya. Gerakan kami makin cepat, eranganku makin hebat. Dia duduk dan memeluk
pinggangku. Kami berciuman dalam posisi aku duduk berhadapan di pangkuannya. Dia bebas
mengeksplorasi tubuhku dengan tangan dan bibirnya.

“Aaagghh.. bang..,” teriakku.

Dia membalikkan tubuhku kebawah dan langsung digenjot dengan tempo tinggi dan menghentak-
hentak. Nafas kami semakin memburu. Dia mengganti pola gerakan. Dia cabut penisnya trus
dimasukkan kembali setengahnya. Demikianlah dia lakukan berulang-ulang sampai beberapa
hitungan dan kemudian dihempaskannya pantatnya dalam-dalam. Aku setengah terpejam sambil
mulutku tidak henti-hentinya mengeluarkan desahan seperti orang yang kepedasan. Pinggulku
tidak berhenti bergoyang dan berputar semakin menambah kenikmatan. Lubang memekku yang
memang sempit ditambah dengan gerakan memutar dari pinggulku membuat dia semakin bernafsu.Cerita Sex Pembantu

Ketika dihunjamkannya seluruh penisnya ke dalam memekku, aku pun menjerit tertahan dan
wajahku mendongak. Dia menurunkan tempo dengan membiarkan penisnya tertanam di dalam
memekku tanpa menggerakkannya. Dia mencoba memainkan otot penisnya. Terasa penisnya
mendesak dinding memekku dan sedetik kemudian ketika dia melepaskan kontraksinya,
kurasakan memekku meremas penisnya. Demikian saling berganti-ganti. Permainan kami sudah
berlangsung beberapa saat. Kedua kakiku diangkat dan ditumpangkan di pundaknya. Dengan
setengah berdiri di atas lutut dia menggenjotku. Kakiku diusap dan diciumnya lipatan
lututku. Aku mengerang dan merintih-rintih. Dia memberi isyarat kepadanya untuk menutup
permainan ini. Akupun mengangguk.

Kamipun berpelukan dan bergerak liar tanpa menghiraukan keringat kami yang bercucuran.
Gerakan demi gerakan, pekikan demi pekikan telah kami lalui. Dia semakin cepat
menggerakkan pantatnya. Aku menjambak rambutnya dan membenamkan kepalaku ke dadanya,
betisku segera menjepit erat pahanya. Badanku menggelepar-gelepar, kepalaku menggeleng ke
kiri dan ke kanan, tanganku semakin kuat menjambak rambutnya dan menekan kepalanya lebih
keras lagi. Dia pun semakin agresif memberikan kenikmatan kepada aku yang tidak henti-
hentinya menggelinjang sambil mengerang.

“Aaahh.. Ssshh.. Ssshh” Gerakan tubuhku semakin liar.
“Ouoohh nikmatnyaa.. Risma ingin segera sampai..” Dia juga merasa ada sesuatu yang
mendesak-desak di dalam penisnya ingin keluar.
“Ouuwww..!” Dia mengangkat pantatnya, berhenti sejenak mengencangkan ototnya dan segera
menghunjamkan penisnya keras-keras ke dalam memekku.

Tubuhku mengejang dan jepitan kaki kuperketat, pinggulku naik menjambut penisnya. Sejenak
kemudian memancarlah pejunya di dalam memekku, diiringi oleh jeritan tertahan dari mulut
kami berdua.

“Awww.. Aduuh.. Hggkk” Kami pun terkulai lemas dan tidak berapa lama sudah tidak ada suara
apapun di dalam kamar. Tangannya memeluk erat tubuhku dengan mesra. lemes banget badanku
setelah melalui percumbuan yang sangat panjang, tapi nikmatnya bangetz